, November 2013 | DHANDY YUSUF SAHYADI | BLOG
Floating Right

Kekuasaan dan Wewenang, Teknik-Teknik Pengambilan Keputusan, dan Unsur-Unsur Komunikasi

PERTANYAAN
1. Apa perbedaan antara kekuasaan dan wewenang?
2. Apa saja teknik-teknik pengambilan keputusan?
3. Apa saja unsur-unsur komunikasi?

JAWAB
1.  Perbedaan Kekuasaan dan Wewenang
Kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain artinya kemampuan untuk mengubah sikap atau tingkah laku individu, kelompok, keputusan, atau kejadian. Kekuasaan berkaitan erat dengan yang namanya pengaruh(influence) yaitu tindakan atau contoh tingkah laku yang menyebabkan perubahan sikap atau tingkah laku orang lain atau kelompok.

Wewenang adalah hak untuk memerintah orang lain untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu agar tujuan dapat tercapai. 

Jadi, Wewenang dapat kita artikan sebagai hak untuk melakukan sesuatu atau memerintah orang lain untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu agar mencapai tujuan tertentu sedangkan Kekuasaan adalah kemampuan  untuk menggunakan  pengaruh  pada  orang  lain;  artinya kemampuan  untuk mengubah  sikap  atau  tingkah  laku  individu  atau  kelompok

Perbedaan ada pada kata hak dan kemampuan,jika dalam wewenang kita dapat menggunakan hak kita untuk memerintah dan mengatur orang lain sedangkan dalam kekuasaan ,kita memang memiliki kemampuan untuk mengatur atau memerintah orang lain.

2.    Teknik-Teknik Pengambilan Keputusan

a. Teknik –Teknik Kreatif
Tipe pendekatan ini mencoba untuk memanfaatkan semua hal yang tersedia untuk membantu individu dalam pengambilan keputusan kreatif.

Ada dua teknik dalam kelompok teknik kreatif ( Brainstorming dan Synectics).

Brainstorming, teknik ini berusaha untuk menggali dan mendapatkan kreatifitas maksimum dari  kelompok dengan memberikan kesempatan para anggota untuk melontarkan ide-idenya.
Synectics, didasarkan pada asumsi bahwa proses kreatif dapat dijabarkan dan diajarkan, dan dimaksudkan untuk meningkatkan keluaran (output)kreatif individual dan kelompok.

b. Teknik Partisipatif
Partisipasi sebagai suatu teknik berarti bahwa individu-individu atau kelompok-kelompokdilibatkan dalam proses pengambilan keputusan.

Teknik-teknik partisipatif dapat diterapkan secara informal dengan basis individual atau kelompok atau dengan basis program formal. Teknik-teknik partisipasi individual adalah berbagai teknik dengan mana bawahan entah bagaimana mempengaruhi pengambilan keputusan atasan. Sedangkan Partisipasi Kelompok menggunakan teknik-teknik konsultatif dan Demokratik.

c. Teknik-teknik Pengambilan keputusan Modern
Dalam era computer sekarang ini . berbagai metode kuantitatif untuk pengambilan keputusan telah sangat berkembang.

Teknik-teknik Modern yang akan dibahas berikut adalah
•      Teknik Delphi.  Meskipun Delphi pertama kali dikembangkan oleh N. C. Dalkey dan rekan-rekannya dalam tahun 1950, baru pada decade sekarang menjadi terkenal sebagai suatu teknik untuk membantu pengambilan keputusan-keputusan yang mengandung esiko dan ketidakpastian, missal forecasting jangka panjang.

•     Teknik Kelompok Nominal,  suatu teknik modern lain yang berhubungan erat dengan Delphi adalah teknik kelompok nominal (nominal group technique) atau sering disebut proses pengambilan keputusan kelompok NGT.

3.    Unsur-Unsur Komunikasi
a. Sumber
b. Komunikator
c. Pesan
d. Channel/ Saluran
e. Komunikasi
f. Efek
g. Faktor- faktor yang diperhatikan dalam proses komunikasi

a. Sumber
Sumber adalah dasar yang digunakan dalam penyampaian pesan dan digunakan dalam rangka memperkuat pesan itu sendiri. Sumber dapat berupa orang, lembaga, buku, dokumen dan sejenisnya.

b. Komunikator
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu:
-  Penampilan
Khusus dalam komunikasi tatap muka atau yang menggunakan media pandang dengan audio visual, seorang komunikator harus menyesuaikan diri dengan lingkungan dan komunikan. Penampilan ini sesuai dengan tata krama dengan memperhatikan keadaan, waktu dan tempat.
- Penguasaan masalah
Seseorang yang tampil atau ditampilkan sebagai komunikator haruslah betul- betul menguasai masalahnya. Apabila tidak, maka setelah proses komunikasi berlangsung akan menimbulkan ketidakpercayaan terhadap komunikator dan akhirnya terhadap pesan itu sendiri yang akan menghambat terhadap efektivitas komunikasi.
-Penguasaan bahasa
Komunikator harus menguasai bahasa dengan baik. Bahasa ini adalah bahasa yang digunakan dan dapat dipahami oleh komunikan. Penguasaan bahasa akan sangat membantu menjelaskan pesan- pesan apa yang ingin kita sampaikan kepada audience.

c. Pesan
Pesan adalah keseluruhan dari apa yang disampaikan oleh komunikator. Pesan ini mempunyai inti pesan yang sebenarnya menjadi pengarah di dalam usaha mencoba mengubah sikap dan tingkah laku komunikan. Pesan dapat secara panjang lebar mengupas berbagai segi, namun inti pesan dari komunikasi akan selalu mengarah kepada tujuan akhir komunikasi itu.

d. Channel/ Saluran
Channel adalah saluran penyampaian pesan, biasa juga disebut dengan media. Media komunikasi dapat dikategorikan dalam dua bagian, yaitu media umum dan media massa. Media umum adalah media yang dapat digunakan oleh segala bentuk komunikasi, contohnya radio dan sebagainya. Media massa adalah media yang digunakan untuk komunikasi massa, misalnya televisi.

e. Komunikasi
Komunikasi dapat digolongkan menjadi 3 jenis, yaitu
1) Personal
2) Kelompok, dan
3) Massa

f. Efek
Efek adalah hasil akhir dari suatu komunikasi, yaitu sikap dan tingkah laku orang, sesuai atau tidak sesuai dengan yang kita inginkan. Apabila sikap dan tingkah laku orang lain itu sesuai, maka komunikasi berhasil.

g. Faktor- faktor yang diperhatikan dalam proses komunikasi

•     Empat tahap proses komunikasi menurut Cutlip dan Center, yaitu:
- pengumpulan fakta
- Perencanaan
- Komunikasi
- Evaluasi

•    Prosedur mencapai effect yang dikehendaki menurut Wilbur Schraam, yaitu:
- Attention (perhatian)
- Interest (Kepentingan)
- Desire (Keinginan)
- Decision (Keputusan)
- Action (Tindakan)

 

Kenapa orang Indonesia "Sangat Rajin" membuang sampah (?)


     Siapa yang tidak tahu dan tidak pernah melihat gambar/label diatas? Label tersebut kerap kali “menampakkan” diri di beberapa tempat atau benda. Botol plastik, bungkus makanan ringan, kaleng minuman bersoda, kardus, dll menjadi “tempat” untuk ditempeli label ini. 

      “Buanglah sampah pada tempatnya!”

     Ya. Kata tersebut adalah maksud dari label/gambar diatas sebagai himbauan agar orang yang memegang sampah tersebut membuangnya ke tempat sampah.

[Wajah Kota Jakarta]

     Berdasarkan artikel yang saya baca, Kota Megapolitan, Jakarta, dengan populasi kurang lebih 10 juta, memproduksi sampah per hari 6500 ton, terdiri dari 53% sampah rumah tangga dan 47% sampah industri.  Dan menurut beberapa sumber diprediksi dalam 5 tahun ke depan akan menjadi 8000 ton! *tepuktangan*. Produksi sampah sekarang ini sebanding dengan 28.000 m3, bila volume sampah ini dibayangkan dengan perbandingan luas lapangan bola (105 m x 70 m) dengan tinggi 1 m, maka per hari luas sampah DKI Jakarta ini hampir 4 kali lapangan bola dengan tinggi 1 m, PER HARI! Atau dari sumber yang saya cantumkan, volumenya hampir sama dengan setengah volume candi Borobudur (candi Borobudur volumenya 50.000 m3) Sekali lagi PER HARI!

[Ilustrasi Lapangan Bola dengan Lautan Sampah Jakarta]

     Sikap pemalas adalah hak setiap warga. Itu mutlak berlaku di Indonesia. Tetapi tidak mungkin sikap pemalas itu dijadikan mindset kita dalam menjaga kebersihan. Lihat saja dahulu tempat sampah disekitar kita, contohnya tempat sampah dikamar kita.


[Tempat sampah berantakan]
 


   Jalan-jalan jarang ada yang terlihat bersih. Sampah dibiarkan menumpuk di pinggir jalan,
yang menambah masalah baru bagi wajah dan kenyamanan kota Jakarta.


 [Jalan dipenuhi sampah]

     Kemudian belum lagi sampah yang menumpuk di sekitar pemukiman warga.

[ Anak kecil yang tinggal di daerah yang tergenang sampah ]

     Lihat saja, orang mudah meludah, membuang plastik makanan, punting rokok, bekas tissue, botol air minum sembarangan. Umunya, alasannya adalah kebiasaan membuah sampah ini terlalu merepotkan. Mereka malas untuk sekedar menyimpan sejenak bekas apapun dari barang konsumsinya lalu kemudian nanti dibuang di tempatnya.
Percaya atau tidak, dalam hal kecil buang sampah ini, kebanyakan orang Indonesia itu tak punya pemikiran yang setidaknya sedikit jauh ke depan. Kukira sudah terlalu banyak informasi yang menekankan bahwa buang sampah sembarangan itu tak baik. Bahkan, sudah berkali-kali dikobar-kobarkan.
 
     Di Indonesia ini, tak semua orang juga kotor. Masih banyak yang bersihan. Cuma di sini memang tak ada aturan untuk hidup bersih. “Mereka” sibuk korupsi.


Sumber:
http://jakarta.kompasiana.com/layanan-publik/2013/02/28/korelasi-sampah-dki-jakarta-dan-truk--522869.html
http://green.kompasiana.com/polusi/2013/01/12/orang-indonesia-yang-rajin-buang-sampah-sembarangan-518928.html
 

Teori Organisasi Umum 1 - Konflik Organisasi

     Setiap manusia adalah individu yang unik. Artinya, setiap orang memiliki pendirian dan perasaan yang berbeda-beda satu dengan lainnya. Perbedaan pendirian dan perasaan akan sesuatu hal atau lingkungan yang nyata ini dapat menjadi faktor penyebab konflik sosial, sebab dalam menjalani hubungan sosial, seseorang tidak selalu sejalan dengan kelompoknya.

     Kenapa dapat timbul konflik? Manusia memiliki perasaan, pendirian maupun latar belakang kebudayaan yang berbeda. Oleh sebab itu, dalam waktu yang bersamaan, masing-masing orang atau kelompok memiliki kepentingan yang berbeda-beda. Kadang-kadang orang dapat melakukan hal yang sama, tetapi untuk tujuan yang berbeda-beda.

KONFLIK

Sebelum kita mempelajari lebih lanjut tentang konflik, apa definisi dan maksud dari kata “Konflik”? Menurut saya, Konflik adalah suatu proses antara dua orang atau lebih dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan cara menghancurkannya atau membuatnya menjadi tidak berdaya. Tetapi Konflik yang dapat terkontrol akan menghasilkan integrasi yang baik, namun sebaliknya integrasi yang tidak sempurna dapat menciptakan suatu konflik.
Pengertian konflik dalam organisasi menurut Robbins (1996) adalah Suatu proses interaksi yang terjadi akibat adanya ketidaksesuaian antara dua pendapat (sudut pandang) yang berpengaruh terhadap pihak-pihak yang terlibat baik pengaruh positif maupun pengaruh negatif.

JENIS-JENIS KONFLIK

     Konflik dapat dibedakan menurut pihak-pihak yang saling bertentangan. Atas dasar hal ini , ada 5 jenis konflik , yaitu :

Ada 5 jenis konflik dalam kehidupan organisasi yaitu,
1.    Konflik dalam diri individu, yang terjadi bila sesorang indivdu menghadapi ketidakpastian tentang pekerjaan yang dia harapkan untuk melaksanakannya. Bila berbagai permintaan saling bertentangan, atau bila individu diharapkan untuk melakukan lebih dari kemampuannya.
2.    Konflik antar individu dalam organisasi yang sama, dimana hal ini sering diakibatkan oleh perbedaan-perbedaan kepribadian. Konflik ini berasal dari adanya konflik antar peranan (seperti antara manajer dan bawahan).
3.    Konflik antara individu dan kelompok, yangberhubungan dengan cara individu menanggapi tekanan untuk keseragaman yang dipaksakan oleh kelompok kerja mereka.
4.    Konflik antar kelompok dalam organisasi yang sama, karena terjadi pertentangan kepentingan antar kelompok atau antar organisasi.
5.    Konflik antar organisasi, yang timbul sebagai akibat bentuk persaingan ekonomi dalam sistem perekonomian suatu negara. Konflik ini telah mengarahkan timbulnya pengembangan produk baru, teknologi, dan jasa, harga-harga lebih rendah , dan penggunaan sumber daya lebih efisien.

SUMBER-SUMBER KONFLIK
 
a. Kebutuhan untuk membagi (sumber daya-sumber daya) yang terbatas. 
b. Perbedaan-perbedaan dalam berbagai tujuan.
c. Saling ketergantungan kegiatan-kegiatan kerja.
d. Perbedaan nilai-nilai atau persepsi.
e. Kemandirian organisasional.
f. Gaya-gaya individual.

STRATEGI PENYELESAIAN KONFLIK

Teknik -teknik utama untuk memecahkan konflik organisasi:
•    Introspeksi diri,
•    Mengevaluasi pihak-pihak yang terlibat ,
•    Identifikasi sumber konflik.

     Spiegel (1994) menjelaskan ada lima tindakan yang dapat kita lakukan dalam penanganan konflik :
a. Berkompetisi
b. Menghindari konflik
c. Akomodasi
d. Kompromi
e. Berkolaborasi

     Menurut Wijono (1993 : 66-112), untuk mengatasi konflik dalam diri individu diperlukan paling tidak tiga strategi yaitu:

1) Strategi Kalah-Kalah (Lose-Lose Strategy)

     Beorientasi pada dua individu atau kelompok yang sama-sama kalah. Biasanya individu atau kelompok yang bertikai mengambil jalan tengah (berkompromi) atau membayar sekelompok orang yang terlibat dalam konflik atau menggunakan jasa orang atau kelompok ketiga sebagai penengah.

     Dalam strategi kalah-kalah, konflik bisa diselesaikan dengan cara melibatkan pihak ketiga bila perundingan mengalami jalan buntu. Maka pihak ketiga diundang untuk campur tangan oleh pihak-pihak yang berselisih atau barangkali bertindak atas kemauannya sendiri. Ada dua tipe utama dalam campur tangan pihak ketiga yaitu:
a. Arbitrasi (Arbitration)
Arbitrasi merupakan prosedur di mana pihak ketiga mendengarkan kedua belah pihak yang berselisih, pihak ketiga bertindak sebagai hakim dan penengah dalam menentukan penyelesaian konflik melalui suatu perjanjian yang mengikat.
b. Mediasi (Mediation)
Mediasi dipergunakan oleh Mediator untuk menyelesaikan konflik tidak seperti yang diselesaikan oleh abriator, karena seorang mediator tidak mempunyai wewenang secara langsung terhadap pihak-pihak yang bertikai dan rekomendasi yang diberikan tidak mengikat.

2) Strategi Menang-Kalah (Win-Lose Strategy)
 
     Dalam strategi saya menang anda kalah (win lose strategy), menekankan adanya salah satu pihak yang sedang konflik mengalami kekalahan tetapi yang lain memperoleh kemenangan.

     Beberapa cara yang digunakan untuk menyelesaikan konflik dengan win-lose strategy (Wijono, 1993 : 44), dapat melalui:
a. Penarikan diri, yaitu proses penyelesaian konflik antara dua atau lebih pihak yang kurang puas sebagai akibat dari ketergantungan tugas (task independence).
b. Taktik-taktik penghalusan dan damai, yaitu dengan melakukan tindakan perdamaian dengan pihak lawan untuk menghindari terjadinya konfrontasi terhadap perbedaan dan kekaburan dalam batas-batas bidang kerja (jurisdictioanal ambiquity).
c. Bujukan, yaitu dengan membujuk pihak lain untuk mengubah posisinya untuk mempertimbangkan informasi-informasi faktual yang relevan dengan konflik, karena adanya rintangan komunikasi (communication barriers).
d. Taktik paksaan dan penekanan, yaitu menggunakan kekuasaan formal dengan menunjukkan kekuatan (power) melalui sikap otoriter karena dipengaruhi oleh sifat-sifat individu (individual traits).
e. Taktik-taktik yang berorientasi pada tawar-menawar dan pertukaran persetujuan, sehingga tercapai suatu kompromi yang dapat diterima oleh dua belah pihak, untuk menyelesaikan konflik yang berkaitan dengan persaingan terhadap sumber-sumber (competition for resources) secara optimal bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

3) Strategi Menang-Menang (Win-Win Strategy)
     Penyelesaian yang dipandang manusiawi, karena menggunakan segala pengetahuan, sikap dan keterampilan menciptakan relasi komunikasi dan interaksi yang dapat membuat pihak-pihak yang terlibat saling merasa aman dari ancaman, merasa dihargai, menciptakan suasana kondusif dan memperoleh kesempatan untuk mengembangkan potensi masing-masing dalam upaya penyelesaian konflik. Jadi strategi ini menolong memecahkan masalah pihak-pihak yang terlibat dalam konflik, bukan hanya sekedar memojokkan orang.

     Strategi menang-menang jarang dipergunakan dalam organisasi dan industri, tetapi ada 2 cara didalam strategi ini yang dapat dipergunakan sebagai alternatif pemecahan konflik interpersonal yaitu:

a. Pemecahan masalah terpadu (Integrative Problema Solving). 
Usaha untuk menyelesaikan secara mufakat atau memadukan kebutuhan-kebutuhan kedua belah pihak.
b. Konsultasi proses antar pihak (Inter-Party Process Consultation). 
Dalam penyelesaian melalui konsultasi proses, biasanya ditangani oleh konsultan proses, dimana keduanya tidak mempunyai kewenangan untuk menyelesaikan konflik dengan kekuasaan atau menghakimi salah satu atau kedua belah pihak yang terlibat konflik.

MOTIVASI
 
     Motivasi adalah suatu sugesti atau dorongan yang muncul karena diberikan oleh seseorang kepada orang lain atau dari diri sendiri, dorongan tersebut bermaksud agar orang tersebut menjadi orang yang lebih baik dari yang sebelumnya. Motivasi juga bisa diartikan sebagai sebuah alasan yang mendasari sebuah perbuatan yang dilakukan oleh seseorang.

     Motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan.

     Motivasi dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu :
  • Motivasi Fisiologis
  • Motivasi Psikologis

TEORI MOTIVASI

a. Teori X dan teori Y Mc Gregor
 
Anggapan-anggapan yang mendasari teori X :
1.Rata-rata para pekerja itu malas, tidaksukabekerjadan akan menghindarinyabila dapat.
2.Karenapada dasarnya pekerja tidaksukabekerja, maka harus dipaksa, dikendalikan, dipelakukan denganhukuman, dan diarahkan untukpencapaiantujuan organisasi.
3.Rata-rata para pekerja lebih senangdibimbing, berusaha menghindari tanggung-jawab, mempunyai ambisi yang kecil, keamanan drinya di atas segala-galanya

Anggapan-anggapan yang mendasari teori Y :
1.Usaha phisik dan mental yang dilakukan manusia dalam bekerja adalah kodrat manusia, sama halnya dengan bermain atau beristirahat.
2. Rata-rata manusia bersedia belajar, dalam kondisi yang layak, tidak hanya menerima tetapi mencari tanggung-jawab.
3. Ada kemampuan yang besar dalam kecerdikan, kreativitas dan dayaimajinasi untuk memecahkan masalah-masalah organisasi yang secara luas tersebar pada seluruh karyawan.
4. Pengendalian ekstern dan hukuman bukan satu-satunya cara untuk mengarahkan usaha pencapaian tujuan organiasasi.
5. Keterikatan pada tujuan organisasi adalah fungsi penghargaan yang diterima karena prestasinya dalam pencapaian tujuan itu.
6. Organisasi seharusnya memberikan kemungkinan orang untuk mewujudkan potensinya, dan tidak hanya digunakan sebagian.

b. Teori Motivasi Kebutuhan
  
     Menurut Maslow ada 5 kebutuhan dasar manusia yang membentuk hirarki kebutuhan, yaitu :
1. Kebutuhan Fisiologis
2. Kebutuhan Keamanan
3. Kebutuhan Sosial
4. Kebutuhan Penghargaan
5. Kebutuhan Aktualisasi Diri

c. Teori Motivasi Berprestasi Mc Clelland

     Menurut Mc Clelland, seseorang dianggap mempunyai motivasi prestasi yang tinggi, apabila dia mempunyai keinginan untuk berprestasi lebih baik dari pada yang lain dalam banyak situasi.
Mc Clelland memusatkan perhatiannya pada tiga kebutuhan manusia yaitu :
1. Kebutuhan Prestasi
2. Kebutuhan Afiliasi
3. Kebutuhan Kekuasaan.

d. Teori Motivasi Dua Faktor Herzberg

     Menurut Herzberg ada dua faktor yang mempengaruhi motivasi kerja seseorang dalam organisasi, yaitu pemuas kerja (job satisfier) yang berkaitan dengan isi pekerjaan dan penyebab ketidakpuasan kerja (job dissafisfiers) yang bersangkutan dengan suasana pekerjaan Satisfiers disebar motivators dan dissatifiers disebut faktor-faktor yang higienis.

Sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Konflik
http://fitria-sumawardani.blogspot.com/2012/11/konflik-organisasi_14.html
http://pengertianmanagement.blogspot.com/2013/03/manajemen-konflik-definisi-ciri-sumber.html