, Desember 2014 | DHANDY YUSUF SAHYADI | BLOG
Floating Right

Tugas #10 - Membuat Outline

O U T L I N E
P E N G E R T I A N     O U T L I N E
Pengertian Outline menurut bahasa adalah : kerangka, regangan, garis besar, atau guratan. Jadi Outline merupakan rencana penulisan yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan yang akan digarap dan merupakan rangkaian ide-ide yang disusun secara sistematis, logis, jelas, terstruktur, dan teratur.

P E N G E R T I A N    K A R A N G A N
Karangan merupakan karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikanya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami. Lima jenis karangan yang umum dijumpai dalam keseharian adalah narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi.

P E N G E R T I A N     K E R A N G K A     K A R A N G A N
Kerangka karangan adalah rencana teratur tentang pembagian dan penyusunan gagasan. Kerangka karangan yang belum final di sebut outline sementara sedangkan kerangka karangan yang sudah tersusun rapi dan lengkap di sebut outline final.
Kerangka karangan merupakan suatu rencana kerja yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan atau tulisan yang akan ditulis atau dibahas,susunan sistematis dari pikiran-pikiran utama dan pikiran-pikiran penjelas yang akan menjadi pokok tulisan.
Kerangka karangan merupakan suatu rencana kerja yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan atau tulisan yang akan ditulis atau dibahas,susunan sistematis dari pikiran-pikiran utama dan pikiran-pikiran penjelas yang akan menjadi pokok tulisan, atau dapat juga didefinisikan sebagai satu metode dalam pembuatan karangan yang mana topiknya dipecah kedalam sub - sub topik dan mungkin dipecah lagi kedalam sub - sub topik yang lebih terperinci.

M A N F A A T     K E R A N G K A     K A R A N G A N
1. Untuk menjamin tulisan terarah,dan konseptual
2. Untuk menyusun krangka karangan secara teratur
3. Membantu penulis melihat gagasan dalam kilas pandang,sehingga tulisan memiliki hubungan timbal balik yang disajikan dengan baik
4. Memudahkan penulis menciptakan klimaks yang berbeda – beda
5. Menghindari penggarapan topik lebih dari dua kali atau lebih
6. Memudahkan penulis mencari materi pembantu
P O L A     S U S U N A N     K E R A N G K A     K A R A N G A N
Secara garis besar, pola kerangka karangan dibagi menjadi dua yaitu pola alamiah dan pola logis, berikut akan di jelaskan secara singkat pola susunan kerangka karangan.

1. Pola Alamiah 
Merupakan suatu urutan unit – unit kerangka karangan sesuai dengan keadaan yang nyata di alam. Disebut pola alamiah karena memakai pendekatan berdasarkan faktor alamiah yang esensial. Pola alamiah mengikuti keadaan alam yang berdimensi ruang dan waktu.
Pola alamiah dapat terbagi menjadi 3 yaitu :
a. Kronologis ( Waktu ) 
Urutan yang di dasarkan pada runtunan peristiwa atau tahap – tahap kejadian. Biasanya tulisan seperti ini kurang menarik minat pembaca.
Contohnya : Topik ( riwayat hidup seorang penulis )
  • Asal usul penulis
  • Pendidikan si penulis
  • Kondisi kehidupan penulis
  • Keinginan penulis
  • Karir penulis 

b. Spasial ( Ruang ) 
Landasan yang paling penting, bila topik yang di uraikan mempunyai pertalian yang sangat erat dengan ruang atau tempat . Urutan ini biasanya di gunakan dalam tulisan – tulisan yang bersifat deskriptif .
contohnya : Topik ( hutan yang sering mengalami kebakaran )
  • Di daerah Kalimantan
  • Di daerah Sulawesi
  • Di daerah Sumatra
 
c. Topik Yang Ada 
Suatu pola peralihan yang dapat di masukkan dalam pola alamiah adalah urutan berdasarkan topik yang ada . Suatu peristiwa sudah di kenal dengan bagian – bagian tertentu . Untuk menggambarkan hal tersebut secara lengkap, mau tidak mau bagian – bagian itu harus di jelaskan berturut – turut dalam karangan itu, tanpa mempersoalkan bagian mana lebih penting dari lainnya, tanpa memberi tanggapan atas bagian – bagiannya itu.

2. Pola Logis 
Tanggapan yang sesuai dengan jalan pikiran untuk menemukan landasan bagi setiap persoalan, mampu di tuang dalam suatu susunan atau urutan logis. Urutan logis sama sekali tidak ada hubungan dengan suatu ciri yang intern dalam materinya, tetapi erat dengan tanggapan penulis.
Dinamakan pola logis karena memakai pendekatan berdasarkan jalan pikir atau cara pikir manusia yang selalu mengamati sesuatu berdasarkan logika.
Pola logis dapat dibagi menjadi 6, yaitu :
a. Klimaks dan Antiklimaks 
Urutan ini timbul sebagai tanggapan penulis yang berpendirian bahwa posisi tertentu dari suatu rangkaian merupakan posisi yang paling tinggi kedudukannya atau yang paling menonjol.
Contoh : Topik ( turunnya Suharto )
  • Keresahan masyarakat
  • Merajalela nya praktek KKN
  • Keresahan masyarakat
  • Kerusuhan social
  • Tuntutan reformasi menggema
 
b. Kausal 
Mencakup dua pola yaitu urutan dari sebab ke akibat dan urutan akibat ke sebab. Pada pola pertama suatu masalah di anggap sebagai sebab, yang kemudian di lanjutkan dengan perincian – perincian yang menelusuri akibat – akibat yang mungkin terjadi. Urutan ini sangat efektif dalam penulisan sejarah atau dalam membicarakan persoalan – persoalan yang di hadapi umat manusia pada umumnya .
Contoh : Topik ( krisis moneter melanda tanah air )
  • Tingginya harga bahan pangan
  • Penyebab krisis moneter
  • Dampak terjadi krisis moneter
  • Solusi pemecahan masalah krisis moneter
 
c. Pemecahan Masalah 
Di mulai dari suatu masalah tertentu, kemudian bergerak menuju kesimpulan umum atau pemecahan atas masalah tersebut . Sekurang – kurangnya uraian yang mempergunakan landasan pemecahan masalah terdiri dari tiga bagian utama, yaitu deskripsi mengenai peristiwa atau persoalan tadi, dan akhirnya alternatif – alternatif untuk jalan keluar dari masalah yang di hadapi tersebut.
Contoh : Topik ( virus flu babi / H1N1 dan upaya penanggulangannya )
  • Apa itu virusH1N1
  • Bahaya virus H1N1
  • Cara penanggulangannya
 
d. Umum Khusus 
Dimulai dari pembahasan topik secara menyeluruh ( umum ), lalu di ikuti dengan pembahasan secara terperinci ( khusus ).
Contoh : Topik ( pengaruh internet )
Para pangguna internet :
• Anak – anak
• Remaja
• Dewasa
Manfaat internet :
• Media informasi
• Bisnis
• Jaringan social
Dan lain – lain

e. Familiaritas 
Urutan familiaritas dimulai dengan mengemukakan sesuatu yang sudah di kenal, kemudian berangsur – angsur pindah kepada hal – hal yang kurang di kenal atau belum di kenal. Dalam keadaan – keadaan tertentu cara ini misalnya di terapkan dengan mempergunakan analogi.

f. Akseptabilitas 
Urutan akseptabilitas mirip dengan urutan familiaritas. Bila urutan familiaritas mempersoalkan apakah suatu barang atau hal sudah dikenal atau tidak oleh pembaca, maka urutan akseptabilitas mempersoalkan apakah suatu gagasan di terima atau tidak oleh para pembaca, apakah suatu pendapat di setujui atau tidak oleh para pembaca

M A C A M - M A C A M     K E R A N G K A     K A R A N G A N
A. Berdasar Sifat Rinciannya 
1) Kerangka Karangan Sementara / Non-formal:
Cukup terdiri atas dua tingkat, dengan alasan:
a) Topiknya tidak kompleks
b) Akan segera digarap

2) Kerangka Karangan Formal:
Terdiri atas tiga tingkat, dengan alasan:
a) Topiknya sangat kompleks
b) Topiknya sederhana, tetapi tidak segera digarap
Cara kerjanya:
Rumuskan tema berupa tesis , kemudian pecah-pecah menjadi sub-ordinasi yang dikembangkan untuk menjelaskan gagasan utama. Tiap sub-ordinasi dapat dirinci lebih lanjut. Tesis yang dirinci minimal tiga tingkat sudah dapat disebut Kerangka Karangan Formal.
B. Berdasar Perumusan Teksnya 
1) Kerangka Kalimat
2) Kerangka Topik
3) Gabungan antara Kerangka Kalimat dan Kerangka Topik

S Y A R A T     K E R A N G K A     K A R A N G A N     Y A N G     B A I K
a. Tesis atau pengungkapan maksud harus jelas. 
Pilihlah topik yang merupakan hal yang khas, kemudian tentukan tujuan yang Jelas. Kemudian buatlah tesis atau pengungkapan maksud.

b. Tiap unit hanya mengandung satu gagasan. 
Bila satu unit terdapat lebih dari satu gagasan, maka unit tersebut harus dirinci.

c. Pokok-pokok dalam kerangka karangan harus disusun secara logis, sehingga rangkaian ide. 
Atau pikiran itu tergambar jelas.

d. Harus menggunakan simbol yang konsisten. 
Pada dasarnya untuk menyusun karangan dibutuhkan langkah-langkah awal untuk membentuk kebiasaan teratur dan sistematis yang memudahkan kita dalam mengembangkan karangan.
L A N G K A H - L A N G K A H     M E N Y U S U N     K E R A N G K A     K A R A N G A N
1. Menentukan tema dan judul 
Tema adalah pokok persoalan, permasalahan, atau pokok pembicaraan yang mendasari suatu karangan.  

Judul adalah kepala karangan. Misalkan tema cakupannya lebih besar dan menyangkut pada persoalan yang diangkat sedangkan judul lebih pada penjelasan awal (penunjuk singkat) isi karangan yang akan ditulis.

2. Mengumpulkan bahan  
Bahan yang menjadi bekal dalam menunjukkan eksistensi tulisan, banyak cara mengumpulkannya, masing-masing penulis mempunyai cara masing - masing sesuai juga dengan tujuan tulisannya.

3. Menyeleksi bahan
Agar tidak terlalu bias dan abstrak, perlu dipilih bahan-bahan yang sesuai dengan tema pembahasan. polanya melalui klarifikasi tingkat urgensi bahan yang telah dikumpulkan dengan teliti dan sistematis.

Berikut ini petunjuk - petunjuknya :
1. Catat hal penting semampunya.
2. Jadikan membaca sebagai kebutuhan.
3. Banyak diskusi, dan mengikuti kegiatan-kegiatan ilmiah.

4. Membuat kerangka 
Kerangka karangan menguraikan tiap topik atau masalah menjadi beberapa bahasan yang lebih fokus dan terukur.
Kerangka karangan belum tentu sama dengan daftar isi, atau uraian per bab. kerangka ini merupakan catatan kecil yang sewaktu-waktu dapat berubah dengan tujuan untuk mencapai tahap yang sempurna.
5. Mengembangkan kerangka karangan  
Proses pengembangan karangan tergantung sepenuhnya pada penguasaan terhadap materi yang hendak ditulis. jika benar-benar memahami materi dengan baik, permasalahan dapat diangkat dengan kreatif, mengalir dan nyata.

Berikut fungsi kerangka karangan :
a. Memudahkan pengelolaan susunan karangan agar teratur dan sistematis
b. Memudahkan penulis dalam menguraikan setiap permasalahan
c. Membantu menyeleksi materi yang penting maupun yang tidak penting

T A H A P A N     M E N Y U S U N     K E R A N G K A     K A R A N G A N
a. Mencatat gagasan. Alat yang mudah digunakan adalah pohon pikiran (diagram yang
menjelaskan gagasan-gagasan yang timbul)
b. Mengatur urutan gagasan.
c. Memeriksa kembali yang telah diatur dalam bab dan subbab
d. Membuat kerangka yang terperinci dan lengkap
Kerangka karangan yang baik adalah kerangka yang urut dan logis karena bila terdapat ide yang bersilangan, akan mempersulit proses pengembangan karangan. (karangan tidak mengalir)

D A F T A R     P U S T A K A
[1]. http://imstuff-it.blogspot.com/2014/12/membuat-outline.html
[2]. http://yhaqi.blogspot.com/2014/12/outline-kerangka-karangan.html
 

Tugas #9 - Kutipan, Daftar Pustaka dan Catatan Kaki

K U T I P A N

P E N G E R T I A N    K U T I P A N

Kutipan adalah suatu kata yang mungkin semua orang belum tahu apa maksudnya. Kutipan juga merupakan suatu gagasan, ide, pendapat yang diambil dari berbagai sumber. Proses pengambilan gagasan itu disebut mengutip. Gagasan itu bisa diambil dari kamus, ensiklopedi, artikel, laporan, buku, majalah, internet, dan lain sebagainya. 


P R I N S I P - P R I N S I P    M E N G U T I P

Dalam membuat tulisan kita pasti sering mengambil atau mengutip dari tulisan orang lain, maka dari itu perlu kita tahu bagaimana prinsip-prinsip yang benar dalam mengutip dari tulisan orang lain. Diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Apabila dalam mengutip sebuah karya atau tulisan yang ada salah ejaan dari sumber kutipan kita, maka sebaiknya kita biarkan saja apa adanya seperti sumber yang kita ambil tersebut. Kita sebagai pengutip tidak diperbolehkan membenarkan kata ataupun kalimat yang salah dari sumber kutipan kita. 
b. Dalam kutipan kita diperkenankan menghilangkan bagian-bagian kutipan dengan syarat bahwa penghilangan bagian itu tidak menyebabkan perubahan makna atau arti yang terkandung dalam sumber kutipan kita. 
    C a r a n y a?
    - Menghilangkan bagian kutipan yang kurang dari satu alinea. Bagian yang dihilangkan diganti dengan tiga titik berspasi.
    - Menghilangkan bagian kutipan yang kurang dari satu alinea. Bagian yang dihilangkan diganti dengan tiga titik berspasi sepanjang garis (dari margin kiri sampai margin kanan).


    T E K N I K - T E K N I K     M E N G U T I P

    Beberapa cara teknik mengutip kutipan langsung dan tidak langsung diantaranya sebagai berikut :
    1. Kutipan Langsung
    a. Kutipan langsung yang tidak lebih dari empat baris : 
    • Kutipan diintegrasikan dengan teks 
    • Jarak antar baris kutipan dua spasi 
    • Kutipan diapit dengan tanda kutip 
    • Sudah kutipan selesai, langsung di belakang yang dikutip dalam tanda kurung ditulis sumber darimana kutipan itu diambil, dengan menulis nama singkat atau nama keluarga pengarang, tahun terbit, dan nomor halaman tempat kutipan itu diambil.
    b. Kutipan Langsung yang terdiri lebih dari 4 baris : 
    • Kutipan dipisahkan dari teks sejarak tiga spasi 
    • Jarak antar kutipan satu spasi 
    • Kutipan dimasukkan 5-7 ketukan, sesuai dengan alinea teks pengarang atau pengutip. 
    • Bila kutipan dimulai dengan alinea baru, maka baris pertama kutipan dimasukkan lagi 5-7 ketukan. 
    • Kutipan diapit oleh tanda kutip atau diapit tanda kutip. 
    • Di belakang kutipan diberi sumber kutipan (seperti pada 1)
    2. Kutipan Tidak Langsung 
    • Kutipan diintegrasikan dengan teks 
    • Jarak antar baris kutipan spasi rangkap 
    • Kutipan tidak diapit tanda kutip 
    • Sesudah selesai diberi sumber kutipan

    3. Kutipan pada Catatan Kaki
    Kutipan selalu ditempatkan pada spasi rapat, meskipun kutipan itu singkat saja. Kutipan diberi tanda kutip, dikutip seperti dalam teks asli.
    4. Kutipan Atas Ucapan Lisan
    Kutipan harus dilegalisir dulu oleh pembicara atau sekretarisnya (bila pembicara seorang pejabat). Dapat dimasukkan ke dalam teks sebagai kutipan langsung atau kutipan tidak langsung.
    5. Kutipan dalam Kutipan
    Kadang-kadang terjadi bahwa dalam kutipan terdapat lagi kutipan.


    D A F T A R     P U S T A K A

    P E N G E R T I A N    D A F T A R     PU S T A K A

    Daftar pustaka adalah halaman yang berisi daftar sumber-sumber referensi yang kita pakai untuk suatu tulisan ataupun karya tulis ilmiah. Daftar Pustaka biasanya berisi judul buku-buku, artikel-artikel, dan bahan-bahan penerbitan lainnya, yang mempunyai pertalian dengan sebuah karangan (contohnya: thesis). Melalui daftar pustaka yang disertakan pada akhir tulisan, para pembaca dapat melihat kembali pada sumber aslinya.


    U N S U R - U N S U R    D A L A M     D A F T A R    P U S T A K A

    Unsur-unsur yang harus kita perhatikan dalam menulis daftar pustaka diantaranya: nama pengarang, penerjemah, tahun terbit, judul buku, kota terbit, dan penerbit. Selain itu ada pula unsur-unsur yang bisa ada namun tak selalu ada, misalnya: nama editor atau penyunting, jilid buku, edisi buku, dan anak judul. Disebut tak selalu ada karena tak semua buku memiliki unsur-unsur ini.
    Yang sering membingungkan kita dalam menulis daftar pustaka diantaranya adalah cara menuliskan nama pengarang. Pada daftar pustaka, nama pengarang kita tuliskan terbalik yaitu nama belakang terlebih dahulu di ikuti tanda koma(,) baru nama depannya. Berikut ini tata cara membalikan nama pengarang dalam daftar pustaka :
    1. Nama belakang ditulis lebih dahulu daripada nama depan, meskipun bukan merupakan nama keluarga.Misalnya: Dewi Rieka…………..> ditulis sebagai:  Rieka, Dewi.
    2. Nama belakang yang bagian akhirnya berupa singkatan tidak diletakkan di bagian depan pembalikan.Misalnya: Triani Retno A  ………………>  ditulis sebagai:  Retno A, Triani  dan bukan A, Triani Retno
    3. Nama yang mencantumkan gelar tradisi, maka nama yang diletakkan di depan dalam pembalikan adalah nama yang tercantum setelah gelar.Misalnya: Rahman Sutan Radjo  ………………..>  ditulis sebagai: Rajo, Rahman Sutan
    4. Nama yang mencantumkan kata bin atau binti, maka yang dicantumkan di depan dalam penulisan daftar pustaka adalah nama yang tercantum setelah kata bin atau binti tersebut.Misalnya: Siti Nurhaliza binti Rustam  ……………..> ditulis sebagai: Rustam, Siti Nurhaliza binti
    5. Nama pengarang memiliki nama majemukMisalnya: Hillary Rodham-Clinton ………………………> ditulis sebagai: Rodham-Clinton, Hillary  dan bukan Clinton, Hillary Rodham.
    6. Nama keluarga berada di bagian depan nama seperti nama-nama orang Cina, maka tidak perlu ada pembalikan nama dalam penulisan daftar pustaka. Misalnya: Wong Kam Fu   ………..> ditulis sebagai: Wong, Kam FuKecuali jika mencantumkan nama Barat, maka asas pembalikan nama ini tetap berlaku. Misalnya: Michelle Yeoh  ………….>  ditulis sebagai: Yeoh, Michelle
    7. Penulisan nama-nama pengarang dari Eropa yang memiliki kata depan, kata sandang, atau perpaduannya juga memiliki peraturan tersendiri dalam penulisan daftar pustaka. Misalnya nama-nama Italia yang nama keluarganya didahului dengan awalan, maka kata utama ada pada awalan tersebut. Misalnya:  Leonardi Di Caprio …………………> ditulis sebagai:  Di Caprio, LeonardoAkan tetapi, nama-nama Italia yang nama keluarganya berawalan d’ de, de’, degli, dei, dan de li, maka kata utama ada nama setelah awalan itu. Misalnya: Lorenzo d’Montana …………>  ditulis sebagai:  Montana, Lorenzo d’.


    C A R A     P E N U L I S A N    D A F T A R    P U S T A K A


    Dalam penulisan daftar pustaka kita juga harus memperhatikan hal-hal berikut ini :
    - Daftar pustaka disusun berdasarkan urutan alfabet, berturut-turut dari atas ke bawah, tanpa menggunakan angka arab (1,2,3, dan seterusnya).
    - Cara penulisan daftar pustaka sebagai berikut:
    a. Tulis nama pengarang (nama pengarang bagian belakang ditulis terlebih dahulu, baru nama depan)
    b. Tulislah tahun terbit buku. Setelah tahun terbit diberi tanda titik (.)
    c. Tulislah judul buku (dengan diberi garis bawah atau cetak miring). Setelah judul buku diberi tanda titik (.).
    d. Tulislah kota terbit dan nama penerbitnya. Diantara kedua bagian itu diberi tanda titik dua (:). Setelah nama penerbit diberi tanda titik
    e. Apabila digunakan dua sumber pustaka atau lebih yang sama pengarangnya, maka sumber dirilis dari buku yang lebih dahulu terbit, baru buku yang terbit kemudian. Di antara kedua sumber pustaka itu dibutuhkan tanda garis panjang.
    - Untuk penulisan daftar pustaka yang berasal dari internet ada beberapa rumusan pendapat :
    a. Menurut Sophia (2002), komponen suatu bibliografi online adalah :
    • Nama Pengarang
    • Tanggal revisi terakhhir
    • Judul Makalah
    • Media yang memuat
    • URL yang terdiri dari protocol/situs/path/file
    • Tanggal akses
    b. Menurut Winarko memberikan rumusan pencantuman bibliografi online di daftar pustaka sebagai berikut: Artikel jurnal dari internet: Majalah/Jurnal Online. Penulis, tahun, judul artikel, nama majalah (dengan singkatanresminya), nomor, volume, halaman dan alamat website.*) Nama majalah online harus ditulis miring.

    C A T A T A N    K A K I

    P E N G E R T I A N    C A T A T A N    K A K I

    Catatan kaki adalah daftar keterangan khusus yang ditulis di bagian bawah setiap lembaran atau akhir bab karangan ilmiah. Catatan kaki biasa digunakan untuk memberikan keterangan dan komentar, menjelaskan sumber kutipan atau sebagai pedoman penyusunan daftar bacaan/ bibliografi.


    C A R A    P E N U L I S A N    C A T A T A N    K A K I

    1. Catatan kaki harus dipisahkan oleh sebuah garis yang panjangnya empat belas karakter dari margin kiri dan berjarak empat spasi dari teks.
    2. Catatan kaki diketik berspasi satu.
    3. Diberi nomor.
    4. Nomor catatan kaki diketik dengan jarak enam karakter dari margin kiri.
    5. Jika catatan kakinya lebih dari satu baris maka baris kedua dan selanjutnya dimulai seperti margin teks biasa (tepat pada margin kiri).
    6. Jika catatan kakinya lebih dari satu maka jarak antara satu catatan dengan catatan yang lainnya adalah sama dengan jarak spasi teks.
    7. Jarak baris terakhir catatan kaki tetap 3 cm dari pinggir kertas bagian bawah.
    8. Keterangan yang panjang tidak boleh dilangkaukan ke halaman berikutnya. Lebih baik potong tulisan asli daripada memotong catatan kaki.
    9. Jika keterangan yang sama menjadi berurutan (misalnya keterangan nomor 2 sama dengan nomor 3, cukup tuliskan kata ibid daripada mengulang-ulang keterangan catatan kaki.
    10. Jika ada keterangan yang sama tapi tidak berurutan, berikan keterangan op.cit., lih [x] [x] merupakan nomor keterangan sebelumnya.
    11. Jika keterangan seperti opcit tetapi isinya keterangan tentang artikel, gunakan loc.cit.
    12. Untuk keterangan mengenai referensi artikel atau buku tertentu, penulisannya mirip daftar pustaka, tetapi nama pengarang tidak dibalik.

    P E R B E D A A N    K U T I P A N,    D A F T A R    PU S T A K A,    D A N   C A T A T A N    K A K I
    Perbedaan dari daftar pustaka, kutipan dan catatan kaki itu terletak pada cara kita menggunakan ketiga unsur tersebut. Pada kutipan, kalimat atau pernyataan yang kita pinjam dari orang lain berfungsi sebagai penguat dari pendapat kita di dalam suatu karangan ilmiah. Sedangkan catatan kaki berfungsi untuk menunjukan dari mana kutipan tersebut berasal, pada catatan kaki terdapat halaman, judul dan nama pengarang. Kemudian daftar pustaka memberikan gambaran tentang buku, koran atau majalah yang menjadi sumber kutipan tersebut.