Konvensi naskah adalah penulisan sebuah naskah berdasarkan ketentuan,
aturan yang sudah lazim, dan sudah disepakati serta menuntut suatu
persyaratan lain seperti persyaratan formal yang meliputi bagian-bagian
pelengkap dan kebiasaan-kebiasaan yang harus diikuti dalam dunia
penulisan; bagaimana supaya bentuk atau wajah dari karangan itu
kelihatan tampak lebih indah dan menarik.
Dari segi persyaratan formal ini, dapat dibedakan lagi karya yang
dilakukan secara formal, semi-formal, dan non-formal. Yang dimaksud
dengan formal adalah bahwa suatu karya memenuhi semua persyaratan
lahiriah yang dituntut oleh konvensi. Sebaliknya, semi-formal yaitu bila
sebuah karangan tidak memenuhi semua persyaratan lahiriah yang dituntut
konvensi. Sedangkan non-formal yaitu bila bentuk sebuah karangan tidak
memenuhi syarat-syarat formalnya.
Dalam pembuatan naskah yang baik tergantung dari kerangka karangan yang
telah digarap sebelumnya, beserta perincian-perinciannya yang telah
dilakukan kemudian. Perincian dari kerangka karangan akan menghasilkan
suatu bab-bab dan sub-sub bab. Dari bab-bab dan sub-sub bab ini akan
menghasilkan pokok-pokok pikiran atau gagasan utama dalam sebuah
paragraf atau alinea.
Dalam pembuatan naskah yang baik juga kita harus memperhatikan struktur
kalimat dan pilihan kata (diksi) yang dibuat sedemikian rupa, sehingga
apa yang kita tulis itu jelas, teratur dan menarik.
Persyaratan formal (bentuk lahiriah) yang harus dipenuhi sebuah karya
menyangkut tiga bagian utama, yaitu: Bagian pelengkap pendahuluan, isi
karangan, dan bagian pelengkap penutup.
U N S U R - U N S U R D A L A M P E N U L I S A N K A R A N G A N
A. Bagian Pelengkap Pendahuluan
- Judul Pendahuluan (Judul Sampul)
- Halaman Judul
- Halaman Persembahan (kalau ada)
- Halaman Pengesahan (kalau ada)
- Kata Pengantar
- Daftar Isi
- Daftar Gambar (kalau ada)
- Daftar Tabel (kalau ada)
B. Bagian Isi Karangan
- Pendahuluan
- Tubuh Karangan
- Kesimpulan
C. Bagian Pelengkap Penutup
- Daftar Pustaka (Bibliografi)
- Lampiran (Apendix)
- Indeks
- Riwayat Hidup Penulis
B A G I A N P E L E N G K A P P E N D A H U L U A N
Bagian pelengkap pendahuluan atau disebut juga halaman-halaman pendahuluan sama
sekali tidak menyangkut isi karangan. Tetapi bagian ini harus disiapkan
sebagai bahan informasi bagi para pembaca dan sekaligus berfungsi
menampilkan karangan itu dalam bentuk yang kelihatan lebih menarik.
A. J U D U L P E N D A H U L U A N ( J U D U L S A M P U L ) D A N H A L A M A N J U D U L
Judul pendahuluan adalah nama karangan. Halaman judul pendahuluan tidak
mengandung apa-apa kecuali mencantumkan judul karangan atau judul buku.
Judul karangan atau judul buku ditulis dengan huruf kapital. Biasanya
letaknya di tengah halaman agak ke atas. Namun, variasi-variasi lain
memang kerap sekali dijumpai.
Dalam pembuatan sebuah makalah atau skripsi, halaman judul mencantumkan
nama karangan, penjelasan adanya tugas, nama pengarang (penyusun),
kelengkapan identitas pengarang (nomor induk/registrasi, kelas, nomor
absen), nama unit studi (unit kerja), nama lembaga (jurusan, fakultas,
unversitas), nama kota, dan tahun penulisan.
Untuk memberikan daya tarik pembaca, penyusunan judul perlu memperhatikan unsur-unsur sebagai berikut:
- Judul menggambarkan keseluruhan isi karangan.
- Judul harus menarik pembaca baik makna maupun penulisannya.
- Sampul: nama karangan, penulis, dan penerbit.
- Halaman judul: nama karangan, penjelasan adanya tugas, penulis,
kelengkapan identitas pengarang, nama unit studi, nama lembaga, nama
kota, dan tahun penulisan (dalam pembuatan makalah atau skripsi).
- Seluruh frasa ditulis pada posisi tengah secara simetri (untuk
karangan formal), atau model lurus pada margin kiri (untuk karangan yang
tidak terlalu formal).
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan makalah atau skripsi pada halaman judul:
A. Judul diketik dengan huruf kapital, misalnya:
UPAYA MENGATASI KEBODOHAN PADA
MASYARAKAT PEMUKIMAN KUMUH
DI DKI JAKARTA
B. Penjelasan tentang tugas disusun dalam bentuk kalimat, misalnya:
Makalah ini Disusun untuk Melengkapi Ujian Akhir
Mata Kuliah Bahasa Indonesia Semester Ganjil 2009
Atau
Skripsi ini Diajukan untuk Melengkapi Ujian Sarjana Ekonomi pada
Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma
C. Nama penulis ditulis dengan huruf kapital, di bawah nama dituliskan Nomor Induk Mahasiswa (NIM), misalnya:
IMELDA RICKY AYU DIBYANTO
13111548
D. Logo universitas untuk makalah, skripsi, tesis, dan disertasi; makalah ilmiah tidak diharuskan menggunakan logo.
E. Data institusi mahasiswa mencantumkan program studi, jurusan,
fakultas, unversitas, nama kota, dan tahun ditulis dengan huruf kapital,
misalnya:
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
JAKARTA
2008
Hal-hal yang harus dihindarkan dalam halaman judul karangan formal:
- Komposisi tidak menarik.
- Tidak estetik.
- Hiasan gambar tidak relevan.
- Variasi huruf jenis huruf.
- Kata “ditulis (disusun) oleh.”
- Kata “NIM/NRP.”
- Hiasan, tanda-tanda, atau garis yang tidak berfungsi.
- Kata-kata yang berisi slogan.
- Ungkapan emosional.
- Menuliskan kata-kata atau kalimat yang tidak berfungsi.
B. H A L A M A N P E R S E M B A H A N
Bagian ini tidak terlalu penting. Bila penulis ingin
memasukan bagian ini, maka hal itu semata-mata dibuat atas pertimbangan
penulis. Persembahan ini jarang melebihi satu halaman, dan biasanya
terdiri dari beberapa kata saja, misalnya:
Kutulis novel ini
dengan cahaya cinta
untuk mahar menyunting belahan jiwa,
Muyasaratun Sa’idah binti KH. Muslim Djawahir, alm.
Rabbana hab lanaa min azwaajinaa wa dzurriyyaatinaa
Qurrata a’yuni waj’alnaa lil muttaqiina imaama. Amin.
Bila penulis menganggap perlu memasukkan persembahan ini, maka
persembahan ini ditempatkan berhadapan dengan halaman belakang judul
buku, atau berhadapan dengan halaman belakang cover buku, atau juga
menyatu dengan halaman judul buku.
C. H A L A M A N P E N G E S A H A N
Halaman pengesahan digunakan sebagai pembuktian bahwa karya ilmiah yang
telah ditanda-tangani oleh pembimbing, pembaca/penguji, dan ketua
jurusan telah memenuhi persyaratan administratif sebagai karya ilmiah.
Halaman pengesahan biasanya digunakan untuk penulisan skripsi, tesis,
dan disertasi, sedangkan makalah ilmiah, dan karangan lainnya (baik
non-fiksi maupun fiksi) tidak mengharuskan adanya halaman pengesahan.
Penyusunan pengesahan ditulis dengan memperhatikan persyaratan formal
urutan dan tata letak unsur-unsur yang harus tertulis di dalamnya.
Judul skripsi seluruhnya ditulis dengan huruf kapital pada posisi tengah
antara margin kiri dan kanan. Nama lengkap termasuk gelar akademis
pembimbing materi/teknis, pembaca/penguji, dan ketua program jurusan
ditulis secara benar dan disusun secara simetri kiri-kanan dan
atas-bawah. Skripsi diajukan kepada sidang penguji akademis setelah
disetujui oleh pembimbing dan pembaca/penguji. Penulis skripsi
dinyatakan lulus jika skripsinya telah diuji di hadapan sidang
terbuka/tertutup dan telah ditanda-tangani oleh semua nama yang
tercantum dalam halaman pengesahan. Nama kota dan tanggal pengesahan
ditulis di atas kata ketua jurusan.
Hal-hal yang harus dihindarkan:
- Menggaris-bawahi nama dan kata-kata lainnya.
- Menggunakan titik atau koma pada akhir nama.
- Tulisan melampaui garis tepi.
- Menulis nama tidak lengkap.
- Menggunakan huruf yang tidak standar.
- Tidak mencantumkan gelar akademis.
D. K A T A P E N G A N T A R
Kata pengantar fungsinya sama dengan sebuah surat pengantar. Kata
pengantar adalah bagian karangan yang berisi penjelasan mengapa menulis
sebuah karangan. Setiap karangan ilmiah, seperti: buku, skripsi, tesis,
disertasi, makalah, atau laporan formal ilmiah harus menggunakan kata
pengantar. Di dalamnya disajikan informasi sebagai berikut:
- Ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.
- Penjelasan adanya tugas penulisan karya ilmiah (untuk skripsi, tesis, disertasi, atau laporan formal ilmiah).
- Penjelasan pelaksanaan penulisan karya ilmiah (untuk skripsi, tesis, disertasi, atau laporan formal ilmiah).
- Penjelasan adanya bantuan, bimbingan, dan arahan dari seseorang, sekolompok orang, atau organisasi/lembaga.
- Ucapan terima kasih kepada seseorang, sekolompok orang, atau organisasi/lembaga yang membantu.
- Penyebutan nama kota, tanggal, bulan, tahun, dan nama lengkap penulis, tanpa dibubuhi tanda-tangan.
- Harapan penulis atas karangan tersebut.
- Manfaat bagi pembaca serta kesediaan menerima kritik dan saran.
Kata pengantar merupakan bagian dari keseluruhan karya ilmiah. Sifatnya
formal dan ilmiah. Oleh karena itu, kata pengantar harus ditulis dengan
Bahasa Indonesia yang baku, baik, dan benar. Isi kata pengantar tidak
menyajikan isi karangan, atau hal-hal lain yang tertulis dalam
pendahuluan, tubuh karangan, dan kesimpulan. Sebaliknya, apa yang sudah
tertulis dalam kata pengantar tidak ditulis ulang dalam isi karangan.
Hal-hal yang harus dihindarkan:
- Menguraikan isi karangan.
- Mengungkapkan perasaan berlebihan.
- Menyalahi kaidah bahasa.
- Menunjukkan sikap kurang percaya diri.
- Kurang meyakinkan.
- Kata pengantar terlalu panjang.
- Menulis kata pengantar semacam sambutan.
- Kesalahan bahasa: ejaan, kalimat, paragraf, diksi, dan tanda baca tidak efektif.
E. D A F T A R I S I
Daftar isi adalah bagian pelengkap pendahuluan yang memuat garis besar
isi karangan ilmiah secara lengkap dan menyeluruh, dari judul sampai
dengan riwayat hidup penulis sebagaimana lazimnya sebuah konvensi naskah
karangan. Daftar isi berfungsi untuk merujuk nomor halaman judul bab,
sub-bab, dan unsur- unsur pelengkap dari sebuah buku yang bersangkutan.
Daftar isi disusun secara konsisten baik penomoran, penulisan, maupun
tata letak judul bab dan judul sub-sub bab. Konsistensi ini dipengaruhi
oleh bentuk yang digunakan.
F. D A F T A R G A M B A R
Bila dalam buku itu terdapat gambar-gambar, maka setiap gambar yang
tercantum dalam karangan harus tertulis didalam daftar gambar. Daftar
gambar menginformasikan: judul gambar, dan nomor halaman.
G. D A F T A R T A B E L
Bila dalam buku itu terdapat tabel-tabel, maka setiap tabel yang
tertulis dalam karangan harus tercantum dalam daftar tabel. Daftar tabel
ini menginformasikan: nama tabel dan nomor halaman.
B A G I A N I S I K A R A N G A N
Bagian isi karangan sebenarnya merupakan inti dari karangan atau buku;
atau secara singkat dapat dikatakan karangan atau buku itu sendiri.
A. P E N D A H U L U A N
Pendahuluan adalah bab I karangan. Tujuan utama pendahuluan adalah
menarik perhatian pembaca, memusatkan perhatian pembaca terhadap masalah
yang dibicarakan, dan menunjukkan dasar yang sebenarnya dari uraian
itu. Pendahuluan terdiri dari latar belakang, masalah, tujuan
pembahasan, pembatasan masalah, landasan teori, dan metode pembahasan.
Kesuluruhan isi pendahuluan mengantarkan pembaca kepada materi yang akan
dibahas, dianalisis-sintesis, dideskripsi, atau diuraikan dalam bab
kedua sampai bab terakhir.
Untuk menulis pendahuluan yang baik, penulis perlu memperhatikan
pokok-pokok yang harus tertuang dalam masing-masing unsur pendahuluan
sebagai berikut:
1. Latar Belakang Masalah, menyajikan:
- Penalaran (alasan) yang menimbulkan masalah atau pertanyaan yang
akan diuraikan jawabannya dalam bab pertengahan antara pendahuluan dan
kesimpulan dan dijawab atau ditegaskan dalam kesimpulan. Untuk itu, arah
penalaran harus jelas, misalnya deduktif, sebab-akibat, atau induktif.
- Kegunaan praktis hasil analisis, misalnya: memberikan masukan bagi
kebijakan pimpinan dalam membuat keputusan, memberikan acuan bagi
pengembangan sistem kerja yang akan datang.
- Pengetahuan tentang studi kepustakaan, gunakan informasi mutakhir
dari buku-buku ilmiah, jurnal, atau internet yang dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Penulis hendaklah mengupayakan
penggunaan buku-buku terbaru.engungkapan masalah utama secara jelas
dalam bentuk pertanyaan, gunakan kata tanya yang menuntut adanya
analisis, misalnya:bagaimana...., mengapa.....
- Tidak menggunakan kata apa karena tidak menuntut adanya analisis, cukup dijawab dengan ya atau tidak.
2. Tujuan penulisan, berisi:
- Target, sasaran, atau upaya yang hendak dicapai, misalnya:
mendeskripsikan hubungan X terhadap Y; membuktikan bahwa budaya tradisi
dapat dilestarikan dengan kreativitas baru; menguraikan pengaruh X
terhadap Y.
- Upaya pokok yang harus dilakukan, misalnya: mendeskripsikan data
primer tentang kualitas budaya tradisi penduduk asli Jakarta;
membuktikan bahwa pembangunan lingkungan pemukiman kumuh yang tidak
layak huni memerlukan bantuan pemerintah.
- Tujuan utama dapat dirinci menjadi beberapa tujuan sesuai dengan
masalah yang akan dibahas. Jika masalah utama dirinci menjadi dua,
tujuan juga dirinci menjadi dua.
3. Ruang lingkup masalah, berisi:
- Pembatasan masalah yang akan dibahas.
- Rumusan detail masalah yang akan dibahas.
- Definisi atau batasan pengertian istilah yang tertuang dalam setiap
variabel. Pendefinisian merupakan suatu usaha yang sengaja dilakukan
untuk mengungkapkan suatu benda, konsep, proses, aktivitas, peristiwa,
dan sebagainya dengan kata-kata.
4. Landasan teori, menyajikan:
- Deskripsi atau kajian teoritik variabel X tentang prinsip-prinsip
teori, pendapat ahli dan pendapat umum, hukum, dalil, atau opini yang
digunakan sebagai landasan pemikiran kerangka kerja penelitian dan
penulisan sampai dengan kesimpulan atau rekomendasi.
- Penjelasan hubungan teori dengan kerangka berpikir dalam
mengembangkan konsep penulisan, penalaran, atau alasan menggunakan teori
tersebut.
5. Sumber data penulisan, berisi:
- Sumber data sekunder dan data primer.
- Kriteria penentuan jumlah data.
- Kriteria penentuan mutu data.
- Kriteria penentuan sample.
- Kesesuaian data dengan sifat dan tujuan pembahasan.
6. Metode dan teknik penulisan, berisi:
- Penjelasan metode yang digunakan dalam pembahasan, misalnya: metode
kuantitatif, metode deskripsi, metode komparatif, metode korelasi,
metode eksploratif, atau metode eksperimental.
- Teknik penulisan menyajikan cara pengumpulan data seperti wawancara,
observasi, dan kuisioner; analisis data, hasil analisis data, dan
kesimpulan.
7. Sistematika penulisan, berisi:
- Gambaran singkat penyajian isi pendahuluan, pembahasan utama, dan kesimpulan.
- Penjelasan lambang-lambang, simbol-simbol, atau kode (kalau ada).
B. T U B U H K A R A N G A N
Tubuh karangan atau bagian utama karangan merupakan inti karangan berisi
sajian pembahasan masalah. Bagian ini menguraikan seluruh masalah yang
dirumuskan pada pendahuluan secara tuntas (sempurna). Di sinilah
terletak segala masalah yang akan dibahas secara sistematis.
Kesempurnaan pembahasan diukur berdasarkan kelengkapan unsur-unsur
berikut ini:
1. Ketuntasan Materi:
Materi yang dibahas mencakup seluruh variabel yang tertulis pada kalimat
tesis, baik pembahasan yang berupa data sekunder (kajian teoretik)
maupun data primer. Pembahasan data primer harus menyertakan pembuktian
secara logika, fakta yang telah dianalisis atau diuji kebenarannya,
contoh-contoh, dan pembuktian lain yang dapat mendukung ketuntasan
pembenaran.
2. Kejelasan Uraian/Deskripsi:
Kejelasan konsep: Konsep adalah keseluruhan pikiran yang terorganisasi
secara utuh, jelas, dan tuntas dalam suatu kesatuan makna. Untuk itu,
penguraian dari bab ke sub-bab, dari sub-bab ke detail yang lebih rinci
sampai dengan uraian perlu memperhatikan kepaduan dan koherensial,
terutama dalam menganalisis, menginterpretasikan (manafsirkan) dan
menyintesiskan dalam suatu penegasan atau kesimpulan. Selain itu,
penulis perlu memperhatikan konsistensi dalam penomoran, penggunaan
huruf, jarak spasi, teknik kutipan, catatan pustaka, dan catatan kaki.
Kejelasan bahasa: Kejelasan dan ketetapan pilihan kata yang dapat diukur
kebenarannya. Untuk mewujudkan hal itu, kata lugas atau kata denotatif
lebih baik daripada kata konotatif atau kata kias (terkecuali dalam
pembuatan karangan fiksi, kata konotatif atau kata kias sangat
diperlukan) Kejelasan makna kalimat tidak bermakna ganda, menggunakan
struktur kalimat yang betul, menggunakan ejaan yang baku, menggunakan
kalimat efektif, menggunakan koordinatif dan subordinatif secara benar.
Kejelasan makna paragraf dengan memperhatikan syarat-syarat paragraf:
kesatuan pikiran, kepaduan, koherensi (dengan repetisi, kata ganti,
paralelisme, kata transisi), dan menggunakan pikiran utama, serta
menunjukkan adanya penalaran yang logis (induktif, deduktif, kausal,
kronologis, spasial).
Kejelasan penyajian dan fakta kebenaran fakta: Kejelasan penyajian fakta
dapat diupayakan dengan berbagai cara, antara lain: penyajian dari umum
ke khusus, dari yang terpenting ke kurang penting; kejelasan urutan
proses. Untuk menunjang kejelasan ini perlu didukung dengan gambar,
grafik, bagan, tabel, diagram, dan foto-foto. Namun, kebenaran fakta
sendiri harus diperhatikan kepastiannya.
Hal-hal lain yang harus dihindarkan dalam penulisan karangan (ilmiah):
- Subjektivitas dengan menggunakan kata-kata: saya pikir, saya rasa,
menurut pengalaman saya, dan lain-lain. Atasi subjektivitas ini dengan
menggunakan: penelitian membuktikan bahwa…, uji laboratorium membuktikan
bahwa…, survei membuktikan bahwa…,
- Kesalahan: pembuktian pendapat tidak mencukupi, penolakan konsep
tanpa alasan yang cukup, salah nalar, penjelasan tidak tuntas, alur
pikir (dari topik sampai dengan simpulan) tidak konsisten, pembuktian
dengan prasangka atau berdasarkan kepentingan pribadi, pengungkapan
maksud yang tidak jelas arahnya, definisi variabel tidak (kurang)
operasional, proposisi yang dikembangkan tidak jelas, terlalu panjang,
atau bias, uraian tidak sesuai dengan judul.
C. K E S I M P U L A N
Kesimpulan atau simpulan merupakan bagian terakhir atau
penutup dari isi karangan, dan juga merupakan bagian terpenting sebuah
karangan ilmiah. Pembaca yang tidak memiliki cukup waktu untuk membaca
naskah seutuhnya cenderung akan membaca bagian-bagian penting saja,
antara lain kesimpulan. Oleh karena itu, kesimpulan harus disusun sebaik
mungkin. Kesimpulan harus dirumuskan dengan tegas sebagai suatu
pendapat pengarang atau penulis terhadap masalah yang telah diuraikan.
Penulis dapat merumuskan kesimpulannya dengan dua cara:
- Dalam tulisan-tulisan yang bersifat argumentatif, dapat dibuat
ringkasan-ringkasan argumen yang penting dalam bentuk dalil-dalil (atau
tesis-tesis), sejalan dengan perkembangan dalam tubuh karangan itu.
- Untuk kesimpulan-kesimpulan biasa, cukup disarikan tujuan atau isi
yang umum dari pokok-pokok yang telah diuraikan dalam tubuh karangan
itu.
B A G I A N P E L E N G K A P P E N U T U P
Bagian pelengkap penutup juga merupakan syarat-syarat formal bagi suatu karangan ilmiah.
A. D A F T A R P U S T A K A ( B I B L I O G R AF I )
Setiap karangan ilmiah harus menggunakan data pustaka atau catatan kaki
dan dilengkapi dengan daftar bacaan. Daftar pustaka (bibliografi) adalah
daftar yang berisi judul buku, artikel, dan bahan penerbitan lainnya
yang mempunyai pertalian dengan sebuah atau sebagian karangan.
Unsur-unsur daftar pustaka meliputi:
- Nama pengarang: penulisannya dibalik dengan menggunakan koma.
- Tahun terbit.
- Judul buku: penulisannya bercetak miring.
- Data publikasi, meliputi tempat/kota terbit, dan penerbit..
- Untuk sebuah artikel diperlukan pula judul artikel, nama majalah, jilid, nomor, dan tahun terbit.
Contoh: Tarigan, Henry. 1990. Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.Bandung: Angkasa. (Banyak versi lainnya, misal: Sistem Harvard, Sistem Vancover, dan lain-lain)
Keterangan:
- Jika buku itu disusun oleh dua pengarang, nama pengarang kedua tidak perlu dibalik.
- Jika buku itu disusun oleh lembaga, nama lembaga itu yang dipakai untuk menggantikan nama pengarang.
- Jika buku itu merupakan editorial (bunga rampai), nama editor yang dipakai dan di belakangnya diberi keterangan ed. ‘editor’
- Nama gelar pengarang lazimnya tidak dituliskan.
- Daftar pustaka disusun secara alfabetis berdasarkan urutan huruf awal nama belakang pengarang.
B. L A M P I R A N ( A P E N D I X )
Lampiran (apendix) merupakan suatu bagian pelengkap yang fungsinya
terkadang tumpang tindih dengan catatan kaki. Bila penulis ingin
memasukan suatu bahan informasi secara panjang lebar, atau sesuatu
informasi yang baru, maka dapat dimasukkan dalam lampiran ini. Lampiran
ini dapat berupa esai, cerita, daftar nama, model analisis, dan
lain-lain. Lampiran ini disertakan sebagai bagian dari pembuktian
ilmiah. Penyajian dalam bentuk lampiran agar tidak mengganggu pembahasan
jika disertakan dalam uraian.
C. I N D E K S
Indeks adalah daftar kata atau istilah yang digunakan dalam uraian dan
disusun secara alfabetis (urut abjad). Penulisan indeks disertai nomor
halaman yang mencantumkan penggunaan istilah tersebut. Indeks berfungsi
untuk memudahkan pencarian kata dan penggunaannya dalam pembahasan.
D. R I W A Y A T H I D U P P E N U L I S
Buku, skripsi, tesis, disertasi perlu disertai daftar riwayat hidup.
Dalam skripsi menuntut daftar RHP lebih lengkap. Daftar riwayat hidup
merupakan gambaran kehidupan penulis atau pengarang. Daftar riwayat
hidup meliputi: nama penulis, tempat tanggal lahir, pendidikan,
pengalaman berorganisasi atau pekerjaan, dan karya-karya yang telah
dihasilkan oleh penulis.
DAFTAR PUSTAKA
[1]. Keraf, Gorys. Komposisi. Jakarta: Nusa Indah, 1994.
[2]. HS, Widjono. BAHASA INDONESIA Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi. Jakarta: PT. Grasindo, 2007.
[3]. Maryani, Yani, dkk. Intisari Bahasa dan Sastra Indonesia. Bandung: Pustaka Setia, 2005.
[4]. http://imeldarickyayudibyanto.blogspot.com/2014/01/konvensi-naskah.html
[5]. http://ebolemon.wordpress.com/2012/03/24/pengertian-konvensi/ati.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/19584/Konvensi+Naskah.doc