Kerjasama
merupakan salah satu fitrah manusia sebagai mahluk sosial. Kerjasama memiliki
dimensi yang sangat luas dalam kehidupan manusia, baik terkait tujuan positif
maupun negatif. Dalam hal apa, bagaimana, kapan dan di mana seseorang harus
bekerjasama dengan orang lain tergantung pada kompleksitas dan tingkat kemajuan
peradaban orang tersebut. Semakin modern seseorang, maka ia akan semakin banyak
bekerjasama dengan orang lain, bahkan seakan tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu
tentunya dengan bantuan perangkat teknologi yang modern pula.
Bentuk
kerjasama dapat dijumpai pada semua kelompok orang dan usia. Sejak masa
kanak-kanak, kebiasaan bekerjasama sudah diajarkan di dalam kehidupan keluarga.
Setelah dewasa, kerjasama akan semakin berkembang dengan banyak orang untuk
memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya. Pada taraf ini, kerjasama tidak hanya
didasarkan hubungan kekeluargaan, tetapi semakin kompleks. Dasar utama dalam kerja
sama ini adalah keahlian, di mana masing-masing orang yang memiliki keahlian
berbeda, bekerja bersama menjadi satu kelompok/tim dalam menyelesaikan sebuah
pekerjaan. Kerjasama tersebut adakalanya harus dilakukan dengan orang yang sama
sekali belum dikenal, dan begitu berjumpa langsung harus bekerja bersama dalam
sebuah kolempok. Oleh karena itu, selain keahlian juga dibutuhkan kemampuan penyesuaian
diri dalam setiap lingkungan atau bersama segala mitra yang dijumpai.
PENGERTIAN KELOMPOK DAN KARAKTERISTIK KELOMPOK
- Kelompok adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang berinteraksi dan mereka saling bergantung (interdependent) dalam rangka memenuhi kebutuhan dan tujuan bersama, meyebabkan satu sama lain saling mempengaruhi (Cartwright&Zander, 1968; Lewin, 1948).
Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung
antara beberapa orang dalam suatu kelompok “kecil” seperti dalam rapat,
pertemuan, konperensi dan sebagainya (Anwar Arifin, 1984). Michael Burgoon
(dalam Wiryanto, 2005) mendefinisikan komunikasi kelompok sebagai interaksi
secara tatap muka antara tiga orang atau lebih, dengan tujuan yang telah
diketahui, seperti berbagi informasi, menjaga diri, pemecahan masalah, yang
mana anggota-anggotanya dapat mengingat karakteristik pribadi anggota-anggota
yang lain secara tepat. Kedua definisi komunikasi kelompok di atas mempunyai kesamaan,
yakni adanya komunikasi tatap muka, dan memiliki susunan rencana kerja tertentu
umtuk mencapai tujuan kelompok.
- Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut (Deddy Mulyana, 2005).
Kelompok ini misalnya adalah keluarga, kelompok
diskusi, kelompok pemecahan masalah, atau suatu komite yang tengah berapat
untuk mengambil suatu keputusan. Dalam komunikasi kelompok, juga melibatkan
komunikasi antarpribadi. Karena itu kebanyakan teori komunikasi antarpribadi
berlaku juga bagi komunikasi kelompok.
Karakteristik Kelompok
1. Terdiri
dari dua orang atau lebih dalam interaksi sosial baik secara verbal maupun non verbal.
2. Anggota
kelompok harus mempunyai pengaruh satu sama lain supaya dapat diakui menjadi
anggota suatu kelompok
3. Mempunyai
struktur hubungan yang stabil sehingga dapat menjaga anggota kelompok secara
bersama dan berfungsi sebagai suatu unit.
4. Anggota
kelompok adalah orang yang mempunyai tujuan atau minat yang sama.
5. Individu
yang tergabung dalam kelompok, saling mengenal satu sama lain serta dapat membedakan
orang-orang yang bukan anggota kelompoknya.
TAHAP TAHAP PEMBENTUKAN KELOMPOK
Model pembentukan suatu kelompok pertama kali diajukan
oleh Bruce Tackman (1965). Teori ini dikenal sebagai salah satu teori
pembentukan kelompok yang terbaik dan menghasilkan banyak ide-ide lain setelah
kosep ini dicetuskan.
Tahap 1 - FormingPada tahap ini kelompok baru saja dibentuk dan diberikan tugas. Anggota kelompok cenderung untuk bekerja sendiri dan walaupun memiliki itikad baik namun mereka belum saling mengenal dan belum saling percaya.Tahap 2 - StormingKelompok mulai mengembangkan ide-ide berhubungan dengan tugas-tugas yang mereka hadapi. Mereka membahas isu-isu semacam masalah yang harus mereka selesaikan. Anggota kelompok saling terbuka dan mengkonfrontasi ide-ide dan perspektif mereka masing-masing. Pada beberapa kasus, tahap storming cepat selesai. Namun ada pula yang mandenk pada tahap ini.Tahap 3 - NormingTerdapat kesepakatan dan konsensus antara anggota kelompok. Peranan dan tanggung jawab telah jelas. Anggota kelompok mulai dapat mempercayai satu sama lain seiring dengan mereka melihat kontribusi masing-masing anggota untuk kelompok.Tahap 4 - PerformingKelompok dalam tahap ini dapat menyelesaikan pekerjaan dengan lancar dan efektif tanpa ada konflik yang tidak perlu dan supervisi eksternal. Anggota kelompok saling bergantung satu sama lainnya dan mereka saling respect dalam berkomunikasi.Tahap 5 - Adjourning dan TransformingTahap dimana proyek berakhir dan kelompok membubarkan diri. Kelompok bisa saja kembali pada tahap mana pun ketika mereka mengalami perubahan.
KEKUATAN TEAMWORK
Sebuah perusahaan yang akan bisa bergerak maju dengan
luar biasa juga memerlukan teamwork yang baik antara bagian dan divisi dalam
perusahaannya tersebut. Kalau antar divisi masing – masing bekerja sendiri – sendiri
tanpa adanya kerja sama, maka visi perusahaan akan lebih lambat tercapainya.
Tetapi jika seluruh divisi bahu – membahu serta saling support satu sama lain,
maka perusahaan ini akan bergerak maju dengan lebih cepat.
Di tengah era
globalisasi, spesialisasi sangat diperlukan.
Apa yang dilakukan seorang CEO – Chief Executive Officer untuk membangun tim kerjanya yang solid dan terintegrasi ? Pemimpin yang handal akan membentuk struktur organisasi dengan menempatkan orang yang tepat pada bidangnya dan mampu bekerja sama dengan baik.
1.Spesifik.
Analogi yang paling tepat adalah jari-jari tangan kita. Bayangkan apa yang terjadi jika kita memiliki jari yang semuanya terdiri atas jempol atau kelingking. Namun jari kita diciptakan sesuai dengan fungsi dan keunikan masing-masing. Keragaman memperkuat fungsi, memperkaya khazanah dan kompetensi dari tim kerja kita.
2.Delegasi.
Delegasi berbicara mengenai pemahaman fungsi dan tanggung jawab yang harus dilaksanakan. Tim kerja yang tidak jelas job desc nya tidak mungkin dapat bekerja sama dengan baik. Delegasi diawali dengan penempatan yang tepat sesuai kapasitas dan kompetensi masing-masing anggota tim kerja.
Apa yang dilakukan seorang CEO – Chief Executive Officer untuk membangun tim kerjanya yang solid dan terintegrasi ? Pemimpin yang handal akan membentuk struktur organisasi dengan menempatkan orang yang tepat pada bidangnya dan mampu bekerja sama dengan baik.
1.Spesifik.
Analogi yang paling tepat adalah jari-jari tangan kita. Bayangkan apa yang terjadi jika kita memiliki jari yang semuanya terdiri atas jempol atau kelingking. Namun jari kita diciptakan sesuai dengan fungsi dan keunikan masing-masing. Keragaman memperkuat fungsi, memperkaya khazanah dan kompetensi dari tim kerja kita.
2.Delegasi.
Delegasi berbicara mengenai pemahaman fungsi dan tanggung jawab yang harus dilaksanakan. Tim kerja yang tidak jelas job desc nya tidak mungkin dapat bekerja sama dengan baik. Delegasi diawali dengan penempatan yang tepat sesuai kapasitas dan kompetensi masing-masing anggota tim kerja.
3.Kerjasama.
Si buta dan si lumpuh saling bertetangga, namun saling bermusuhan. Tanpa henti mereka saling mengolok-olok kekurangan masing-masing. Suatu saat desa mereka di landa banjir. Semua penduduk mengungsi ke bukit. Tinggallah mereka berdua. Akhirnya mereka menyadari kesalahan masing-masing dan mau saling menerima. Si buta membopong si lumpuh. Dengan petunjuk si lumpuh, si buta bergegas berjalan naik ke bukit. Setiap manusia punya kelebihan tapi juga kekurangan. Jika belajar untuk saling menerima, sesama manusia akan mudah membangun sinergi dalam tim kerja.
Si buta dan si lumpuh saling bertetangga, namun saling bermusuhan. Tanpa henti mereka saling mengolok-olok kekurangan masing-masing. Suatu saat desa mereka di landa banjir. Semua penduduk mengungsi ke bukit. Tinggallah mereka berdua. Akhirnya mereka menyadari kesalahan masing-masing dan mau saling menerima. Si buta membopong si lumpuh. Dengan petunjuk si lumpuh, si buta bergegas berjalan naik ke bukit. Setiap manusia punya kelebihan tapi juga kekurangan. Jika belajar untuk saling menerima, sesama manusia akan mudah membangun sinergi dalam tim kerja.
IMPLIKASI MANAJERIAL
Membangun Tim Dapat Dibandingkan dengan Permainan Sepak Bola (?)a.
Seorang manajer yang terampil bertanggung jawab atas pemilihan pemain,
mengkoordinasikan upaya tim, serta mengawasi jalannya permainan.
b. Pemain harus memahami tugasnya, mempunyai keterampilan untuk mengerjakannya dengan baik, dan memiliki komitmen untuk berkontribusi pada tim.
c. Rencana permainan diperlukan untuk memenangkan pertandingan.
d. Pemain dan manager harus saling berkomunikasi, percaya, dan mendukung satu sama lain, serta menyelesaikan perbadaan-perbedaan yang timbul dengan cara konstruktif.
e. Pengendalian diri harus dijalankan oleh setiap pemain. Jika tidak ada harus dipaksakan oleh manajer.
f. Harus ada sistem penghargaan yang memenuhi kebutuhan tim maupun pemain sebagai individu.
b. Pemain harus memahami tugasnya, mempunyai keterampilan untuk mengerjakannya dengan baik, dan memiliki komitmen untuk berkontribusi pada tim.
c. Rencana permainan diperlukan untuk memenangkan pertandingan.
d. Pemain dan manager harus saling berkomunikasi, percaya, dan mendukung satu sama lain, serta menyelesaikan perbadaan-perbedaan yang timbul dengan cara konstruktif.
e. Pengendalian diri harus dijalankan oleh setiap pemain. Jika tidak ada harus dipaksakan oleh manajer.
f. Harus ada sistem penghargaan yang memenuhi kebutuhan tim maupun pemain sebagai individu.
Mulailah sendiri (Self-Starter)
Jika anda menunggu seseorang dari tingkat manajerial yang lebih tinggi untuk memerintahkan anda membangun tim, anda akan membatasi keberhasilan unit atau diri sendiri. Seorang manajer proaktif yang mampu berpikir tidak akan menunggu arahan dari atas. Sebaliknya, ia akan segera memulai usaha bersama untuk mengembangkan keterampilan mnaajerial yang kokoh.
DAFTAR PUSTAKA
[1]. Stephen P.Robbins. Timothy A.Judge, Perilaku Organisasi, Edisi 12, Buku 2, Penerbit Salemba Empat, Jakarta:2008.
[2]. Robert B. Maddux. Team Building: Kiat Membangun Tim Handal, Capailah Hasil Menakjubkan Melalui Tim Solid Edisi Kedua, Team Esensi, Jakarta.
[3]. Elaine B. Johnson, Ph.D. CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING: Menjadikan Kegiatan Belajar-Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna, Penerjemah Ibnu Setiawan, Penerbit Mizan Learning Center (MLC), Bandung: 2007.
[4]. Yamin Latief Djokra, S.HI, M.Pd. Cara Menumbuhkan Kerjasama di Madrasah.
[5]. Niko Tri Leksono. Bekerjasama dalam Team. http://nikotrileksono.tumblr.com/post/47000431365/bekerjasama-dalam-team-kelompok . Diakses: Senin, 30 Juni 2014 Pukul 20.57
[6]. Sonia Regina. Bekerjasama dalam Team (Kelompok).http://myblogsoniaregina.blogspot.com/2013/04/bekerja-sama-dalam-team-kelompok.html . Diakses: Senin, 30 Juni 2014 Pukul 21.15
[1]. Stephen P.Robbins. Timothy A.Judge, Perilaku Organisasi, Edisi 12, Buku 2, Penerbit Salemba Empat, Jakarta:2008.
[2]. Robert B. Maddux. Team Building: Kiat Membangun Tim Handal, Capailah Hasil Menakjubkan Melalui Tim Solid Edisi Kedua, Team Esensi, Jakarta.
[3]. Elaine B. Johnson, Ph.D. CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING: Menjadikan Kegiatan Belajar-Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna, Penerjemah Ibnu Setiawan, Penerbit Mizan Learning Center (MLC), Bandung: 2007.
[4]. Yamin Latief Djokra, S.HI, M.Pd. Cara Menumbuhkan Kerjasama di Madrasah.
[5]. Niko Tri Leksono. Bekerjasama dalam Team. http://nikotrileksono.tumblr.com/post/47000431365/bekerjasama-dalam-team-kelompok . Diakses: Senin, 30 Juni 2014 Pukul 20.57
[6]. Sonia Regina. Bekerjasama dalam Team (Kelompok).http://myblogsoniaregina.blogspot.com/2013/04/bekerja-sama-dalam-team-kelompok.html . Diakses: Senin, 30 Juni 2014 Pukul 21.15
0 komentar:
Posting Komentar