, November 2014 | DHANDY YUSUF SAHYADI | BLOG
Floating Right

Tugas #8 - Topik, Tema, dan Judul

T O P I K

P E N G E R T I A N     T O P I K

Topik (bahasa Yunani:topoi) adalah inti utama dari seluruh isi tulisan yang hendak disampaikan atau lebih dikenal dengan topik pembicaraan. Topik adalah hal yang pertama kali ditentukan ketika penulis akan membuat tulisan. Topik yang masih awal tersebut, selanjutnya dikembangkan dengan membuat cakupan yang lebih sempit atau lebih luas. Terdapat beberapa kriteria untuk sebuah topik yang dikatakan baik, diantaranya adalah topik tersebut harus mencakup keseluruhan isi tulisan, yakni mampu menjawab pertanyaan akan masalah apa yang hendak ditulis. Ciri utama dari topik adalah cakupannya atas suatu permasalahan msih bersifat umum dan belum diuraikan secara lebih mendetail.
Topik biasa terdiri dari satu satu dua kata yang singkat, dan memiliki persamaan serta perbedaan dengan tema karangan. Persamaannya adalah baik topik maupun tema keduanya samasama dapat dijadikan sebagai judul karangan. Sedangkan, perbedaannya ialah topik masih mengandung hal yang umum,sementara tema akan lebih spesifik dan lebih terarah dalam membahas suatu permasalahan.

S Y A R A T     T O P I K     Y A N G     B A I K

Topik yang menarik perhatian akan memotivasi pengarang atau penulis secara terus-menerus mencari data-data untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya. Penulis akan didorong agar dapat menyelesaikan tulisan sebaik-baiknya. Sebaliknya, jika suatu topik yang sama sekali tidak disenangi penulis akan menimbulkan kekesalan. Bila terdapat hambatan pun, penulis tidak akan berusaha sekuat tenaga untuk menentukan data dan fakta yang akan digunakan untuk memecahkan masalah.

A. Topik harus diketahui/dipahami penulis 
Penulis hendaklah mengerti serta mengetahui meskipun baru prinsip-prinsip ilmiahnya. Misalnya asal data yang digunakan berasal dari mana? , metode analisis yang digunakan, dan referensi apa saja yang akan menjadi acuan.

 B. Jangan terlalu baru, teknis, dan kontroversial 
Bagi penulis pemula, topik yang terlalu baru kemungkinan belum ada referensinyadalam kepustakaan.  Topik yang terlalu teknis kemungkinan dapat menjebak penulis jika tidak benar-benar menguasai bahan penulisannya. Begitu juga topik yang kontroversial akan menimbulkan kesulitan untuk bertindak secara objektif. 

C. Bermanfaat 
Topik yang dipilih hendaknya bermanfaat. Ditinjau dari segi akademis dapat mengembangkan ilmu pengetahuan dan dapat berguna dalam Kehidupan sehari-hari maupun dari segi praktis.
  • Jangan terlalu “Luas”.
  • Topik yang dipilih harus berada disekitar kita.
  • Topik yang dipilih harus yang menarik.
  • Topik  yang dipilih ruang lingkup sempit dan terbatas.
  • Topik yang dipilih memiliki data dan fakta yang obyektif.
  • Topik yang dipilih harus kita ketahui prinsip-prinsip ilmiahnya. topik yang di pilih  jangan terlalu baru.
  • Topik  yang dipilih memiliki sumber acuan.


T E M A

P E N G E R T I A N     T E M A


Tema merupakan suatu gagasan pokok atau ide pikiran tentang suatu hal, salah satunya dalam membuat suatu tulisan. Di setiap tulisan pastilah mempunyai sebuah tema, karena dalam sebuah penulisan dianjurkan harus memikirkan tema apa yang akan dibuat. Dalam menulis cerpen,puisi,novel,karya tulis, dan berbagai macam jenis tulisan haruslah memiliki sebuah tema. Jadi jika diandaikan seperti sebuah rumah, tema adalah fondasinya. Tema juga hal yang paling utama dilihat oleh para pembaca sebuah tulisan. Jika temanya menarik, maka akan memberikan nilai lebih pada tulisan tersebut.

S Y A R A T     T E M A     Y A N G     B A I K

Di dalam memilih tema hendaknya memperhatikan beberapa pedoman seperti dibawah ini :
  • Tema hendaknya sesuai dengan profesi/spesialisasi kita masing-masing.
  • Tema hendaknya dipilih dari masalah yang aktual supaya selalu menarik.
  • Sesuatu tema tulisan hendaknya mempunyai ruang lingkup dan masalah yang terbatas, makin sempit ruang lingkup makin baik.
  • Pilihlah tema yang bahan-bahan mudah diperoleh dan dapat dikuasai.
  • Tiap-tiap istilah yang di anggap penting dalam judul tulisan (yang merupakan cerminan tema) haruslah diberi batasan arti supaya tidak timbul penafsiran yang salah dari pihak lain.

 

J U D U L

P E N G E R T I A N     J U D U L


Judul adalah nama yang dipakai untuk buku, bab dalam buku, kepala berita, dan lain-lain; identitas atau cermin dari jiwa seluruh karya tulis, bersipat menjelaskan diri dan yang manarik perhatian dan adakalanya menentukan wilayah (lokasi). Dalam artikel judul sering disebut juga kepala tulisan. Ada yang mendefinisikan Judul adalah lukisan singkat suatu artikel atau disebut juga miniatur isi bahasan. Judul hendaknya dibuat dengan ringkas, padat dan menarik. Judul artikel diusahakan tidak lebih dari lima kata, tetapi cukup menggambarkan isi bahasan.

S Y A R A T     J U D U L     Y A N G     B A I K

Syarat-syarat pembuatan judul :
  1. Harus relevan, yaitu harus mempunyai pertalian dengan temanya, atau ada pertalian dengan beberapa bagian penting dari tema tersebut.
  2. Harus provokatif, yaitu harus menarik dengan sedemikian rupa sehingga menimbulkan keinginan tahu dari tiap pembaca terhadap isi buku atau karangan.
  3. Harus singkat, yaitu tidak boleh mengambil bentuk kalimat atau frasa yang panjang, tetapi harus berbentuk kata atau rangklaian kata yang singkat. Usahakan judul tidak lebih dari lima kata.

Judul terbagi menjadi dua, yaitu :
A. Judul Langsung :
Judul yang erat kaitannya dengan bagian utama berita, sehingga hubugannya dengan bagian utama nampak jelas.
B. Judul tak Langsung :
Judul yang tidak langsung hubungannya dengan bagian utama berita tapi tetap menjiwai seluruh isi karangan atau berita.

S U M B E R

[1.] http://yukfuk.wordpress.com/2010/04/22/topik-tema-judul/  
[2.] http://she2008.wordpress.com/2010/11/30/topik-tema-dan-judul/ 

[3.] http://id.wikipedia.org/wiki/Tema
 

[4.] http://id.wikipedia.org/wiki/Topik
 

[5.] http://loveyuli.wordpress.com/2009/11/16/pemilihan-topik/
 

Tugas #7 - Paragraf atau Alinea

P A R A G R A F
P E N G E R T I A N    P A R A G R A F
Paragraf... beberapa tulisan yang pernah anda tulis pasti terdiri dari paragraf-paragraf yang tergabung membentuk suatu teks/tulisan.  Paragraf-paragraf terdiri dari kumpulan kalimat-kalimat. Sebenarnya apakah yang dimaksud dengan paragraf? Menurut pendapat dari Sabati Akhadiah, Maidar G. Arsjad, Sakura H. Ridwan, 1988 :144, paragraf atau alinea adalah:

“Alenia atau paragraph merupakan inti penuangan buah pikiran dalam sebuah karangan”

Jadi, Paragraf adalah rangkaian kalimat yang disusun secara sistematis dan logis sehingga membentuk kesatuan pokok bahasan. Sementara itu, pengertian lain mengenai paragraf adalah satuan bahasa yang mengundang ide untuk mengunkapkan buah pikiran yang dapat berupa satu atau beberapa kalimat.

U N S U R – U N S U R     P A R A G R A F
Berdasarkan pengertian paragraf diatas, biasanya paragraf terdiri atas pikiran utama dan pikiran penjelas serta kalimat utama dan kalimat penjelas. Berikut adalah ulasan yang telah saya rangkum:

A.    Pikiran Utama dan Pikiran Penjelas
1.    Pikiran Utama
Pikiran Utama, yaitu pikiran yang menjiwai seluruh karangan atau tulisan.
2.    Pikiran Penjelas
Pikiran Penjelas, yaitu pikiran yang menjelaskan pikiran utama dalam suatu karangan atau tulisan.

B.    Kalimat utama dan Kalimat Penjelas
1.    Kalimat Utama
Kalima utama, yaitu kalimat tempat tertuangnya pikiran utama.
2.    Kalimat Penjelas
Kalimat penjelas, yaitu kalimat tempat tertuangnya pikiran penjelas.
S Y A R A T – S Y A R A T     P A R A G R A F    Y A N G    B A I K
Suatu paragraf atau alinea dianggap bermutu dan efektif mengkomunikasikan gagasan yang didukungnya apabila paragraf atau alinea itu lengkap, artinya mngandung pikiran utama dan pikiran-pikiran penjelas. Dalam menyusun suatu paragraf, kita perlu memperhatikan beberapa hal yang terkait dengan syarat-syarat menyusun paragraf yang baik, yaitu:
A.    Kesatuan (Unity) 
Yang dimaksud dengan kesatuan (unity) adalah bahwa paragraf/alinea tersebut harus memperlihatkan dengan jelas suatu maksud atau sebuah tema tertentu.Kesatuan di sini tidak boleh diartikan bahwa saja hanya memuat satu hal saja.Sebuah paragraf/alinea yang mempunyai kesatuan bisa saja mengandung beberapa hal atau beberapa perincian, tetapi semua unsur tadi haruslah bersamasama digerakkan untuk menunjang maksud tunggal.

Jadi kesatuan atau unity di sini bukan berarti satu atau singkat kalimatnya, melainkan berarti kalimat-kalimat yang ada dalam paragraf/alinea tersebut menyatu untuk mendukung pikiran utama sehingga merupakan satu kesatuan yang utuh.
B.    Koherensi 
Syarat kedua yang harus dipenuhi sebuah paragraf/alinea adalah bahwa paragraf/alinea tersebut harus mengandung koherensi atau kepaduan yang baik.Kepaduan yang baik itu terjadi apabila hubungan timbal balik antara kalimatkalimat yang membina paragraf/alinea tersebut, baik, wajar, dan mudah dipahami tanpa kesulitan.Pembaca dengan mudah mengikuti jalan pikiran penulis, tanpa merasa bahwa ada sesuatu yang menghambat atau semacam jurang yang memisahkan sebuah kalimat dari kalimat lainnya, tidak terasa loncatan-loncatan pikiran yang membingungkan (Keraf, 1980:75).
C.    Ketepatan Pemilihan Kata
Pemilihan kata harus sesuai dengan situasi dan kondisi pemakaiannya. Misalnya, pemakaiana kata dia, tidak tepat digunakan untuk orang yang usianya lebih tua. Kata yang tepat adalah kata beliau. Untuk itulah
D.    Kelogisan
Hubungan kalimat yang satudengan yang lainnya harus didasarkan pada penalaran atau kelogisan. Sebuah paragraf tidak dapat dikatakan logis bila dalam kalimat awal dibahas masalah bencana alam, namun dalam kalimat berikutnya dibahas mengenai hal yang menyimpang, misalnya tentang musim banjir.
E.    Kekompakan Hubungan antar Kalimat.
Jika kelogisan paragraf menekankan pada isi pembicaraan, kekompakan paragraf menekankan pada jalinan antara satu kalimat dengan kalimat yang lain.

Jadi, Adapun syarat-syarat dari pembuatan suatu paragraf adalah sebagai berikut:
A.    Paragraf adalah suatu kesatuan yang bulat.
B.    Dalam satu paragraf hanya terdapat satu pikiran utama, jadi jika terdapat dua pikiran utama, hendaknya paragraf itu dijadikan dua paragraf.
C.    Tiap kalimat dalam paragraf harus padu, yaitu adanya kesinambungan antar kalomat.
D.    Kalimat yang digunakan harus efektif.

M A C A M – M A C A M    P A R A G R A F
B E R D A S A R K A N    F U N G S I    D A N    T U J U A N N Y A
1.    Paragraf Pembuka  
Paragraf pembuka biasanya memiliki sifat ringkas, menarik dan bertugas menyiapkan pikiran pembaca kepada masalah yang diuraikan. Contoh paragraf pembuka:
Pemilu baru saja usai. Sebagian orang, terutama caleg yang sudah pasti jadi, merasa bersyukur karena pemilu berjalan lancer seperti yang diharapkan. Namun, tidak demikian yang dirasakan oleh para caleg yang gagal memperoleh kursi di parlemen. Mereka mengalami stress berat hingga tidak bias tidur dan tidak mau makan.
2.    Paragraf Penghubung 
Paragraf penghubung berisi inti masalah yang hendak disampaikan kepada pembaca. Secara fisik, paragraf ini lebih panjang daripada alinea pembuka.

3.    Paragraf Penutup 
Paragraf penutup biasanya berisi simpulan (untuk argumentasi) atau penegasan kembali (untuk eksposisi) mengenai hal-hal yang dianggap penting untuk mengakhiri suatu karangan. Contoh paragraf penutup:
Demikian proposal yang kami buat. Semoga usaha kafe yang kami dirikan mendapat ridho dari Tuhan YME serta bermanfaat bagi sesame. Atas segala perhatiannya, kami ucapkan terima kasih.

B E R D A S A R K A N    P O S I S I    K A L I M A T    T O P I K    a t a u    U T A M A
1.    Kalimat Deduktif 
Paragraf deduktif ditandai dengan terdapatnya kalimat utama di awal paragraf dan dimulai dengan pernyataan umum yang disusun dengan uraian atau penjelasan khusus. Contoh paragraf deduktif :
Kemauannya sulit untuk diikuti. Dalam rapat sebelumnya, sudah diputuskan bahwa dana itu harus disimpan dulu. Para peserta sudah menyepakati hal itu. Akan tetapi, hari ini ia memaksa menggunakannya untuk membuka usaha baru.
2.    Kalimat Induktif 
Paragraf induktif ditandai dengan terdapatnya kalimat utama di akhir paragraf dan diawali dengan uraian atau penjelasan bersifat khusus dan diakhiri dengan pernyataan umum. Contoh paragraf induktif :
Semua orang menyadari bahwa bahasa merupakan sarana pengembangan budaya. Tanpa bahasa, sendi-sendi kehidupan akan lemah. Komunikasi tidak lancer. Informasi tersendat-sendat. Memang bahasa merupakan alat komunikasi yang penting, efektif danefisien.
3.    Kalimat Deduktif-Induktif (Campuran) 
Paragraf campuran ditandai dengan terdapatnya kalimat utama di awal dan akhir paragraph. Kalimat utama yang terletak diakhir merupakan kalimat yang bersifat penegasan kembali. Contoh paragraf campuran :
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak dapat dilepaskan dari komunikasi. Kegiatan apa pun yang dilakukan manusia pasti menggunakan sarana komunikasi, baik sarana komunikasi yang sederhana maupun yang modern. Kebudayaan dan peradaban manusia tidak akan bias maju seperti sekarang ini tanpa adanya sarana komunikasi.

B E R D A S A R K A N    S I F A T    I S I N Y A
1.    Eksposisi 
Berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik dengan tujuan memberi informasi. Contoh:
Para pedagang daging sapi di pasar-pasar tradisional mengeluhkan dampak pemberitaan mengenai impor daging ilegal. Sebab, hampir seminggu terakhir mereka kehilangan pembeli sampai 70 persen. Sebaliknya, permintaan terhadap daging ayam dan telur kini melejit sehingga harganya meningkat.

2.      Argumentasi 
Bertujuan membuktikan kebenaran suatu pendapat/ kesimpulan dengan data/ fakta konsep sebagai alasan/ bukti. Contoh:
Dua tahun terakhir, terhitung sejak Boeing B-737 milik maskapai penerbangan Aloha Airlines celaka, isu pesawat tua mencuat ke permukaan. Ini bisa dimaklumi sebab pesawat yang badannya koyak sepanjang 4 meter itu sudah dioperasikan lebih dari 19 tahun. Oleh karena itu, cukup beralasan jika orang menjadi cemas terbang dengan pesawat berusia tua. Amankan? kalo memang aman, lalu bagaimana cara merawatnya dan berapa biayanya sehingga ia tetap nyaman di naiki?

3.       Deskripsi 
Berisi gambaran mengenai suatu hal atau keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat, merasa atau mendengar hal tersebut. Contoh:
Pada malam hari, pemandangan rumah terihat begitu eksotis. Apalagi dengan cahaya lampu yang memantul daru seluruh penjuru rumah. Dari luar bangunan ini tampak indah, mampu memberikan pancaran hangat bagi siapa saja yang memandangnya. Lampu-lampu taman yang bersinar menmbah kesan eksotis yang telah ada. Begitu hangat. Begitu indah..

4.      Persuasi 
Karangan ini bertujuan mempengaruhi emosi pembaca agar berbuat sesuatu. Contoh:
Dalam diri setiap bangsa Indonesia harus tertanam nilai cinta terhadap sesama manusia sebagai cerminan rasa kemanusiaan dan keadilan. Nilai-nilai tersebut di antaranya adalah mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya, mengembangkan sikap tenggang rasa dan nilai-nilai kemanusiaan. Sebagai sesama anggota masyarakat, kita harus mengembangkan sikap tolong-menolong dan saling mencintai. Dengan demikian, kehidupan bermasyarakat dipenuhi oleh suasana kemanusian dan saling mencintai.

5.       Narasi 
Karangan ini berisi rangkaian peristiwa yang susul-menyusul, sehingga membentuk alur cerita. Karangan jenis ini sebagian besar berdasarkan imajinasi. Contoh:
Jam istirahat. Roy tengah menulis sesuatu di buku agenda sambil menikmati bekal dari rumah. Sesekali kepalanya menengadah ke langit-langit perpustakaan, mengernyitakan kening,tersenyum dan kembali menulis. Asyik sekali,seakan diruang perpustakaan hanya ada dia.

P E N G E M B A N G A N    P A R A G R A F
Untuk mengembangkan sebuah paragraf, baik untuk memperinci gagasan utama maupun untuk mengurutkan perincian-perincian itu dengan teratur, dikembangkanlah bermacam-macam pola pengembangan. Pola pengembangan mana yang dipakai bergantung dari sifat paragraf tersebut. Dasar pengembangan paragraf dapat terjadi karena adanya hubungan alamiah dan hubungan logis (Keraf, 1980:84). Hubungan alamiah didasarkan pada keadaan nyata di alam(urutan kejadian, urutan tempat, atau sudut pandang). Sedangkan hubungan logis didasarkan pada tanggapan penulis atau relasi dari perincian-perincian itu

Pengembangan paragraf mencakup dua hal:
A.   Kemampuan memerinci secara maksimal gagasan utama alinea ke dalam gagasan-gagasan bawahan;
B.    Kemampuan mengurutkan gagasan-gagasan bawahan ke dalam suatu urutan yang teratur.
M A C A M - M A C A M    M E T O D E     P E N G E M B A N G A N    P A R A G R A F
1.    Klimaks Dan Anti Klimaks 
Perkembangan gagasan dalam sebuah alinea dapat disusun dengan mempergunakan dasar klimaks, yaitu gagasan utama yang mula-mula diperinci dengan sebuah gagasan bawahan yang dianggap paling rendah kedudukannya. Berangsur-angsur dengan gagasan lain hingga ke gagasan yang paling tinggi kedudukannya.

Variasi dari klimaks adalah antiklimaks yaitu, penulis memulai dari gagasan yang dianggap paling tinggi kedudukannya kemudian perlahan-lahan menurun melalui gagasan yang lebih rendah dan semakin rendah.

2.    Sudut Pandangan 
Yang dimaksud sudut pandangan adalah tempat dimana seorang pengarang melihat sesuatu. Tapi, sudut pandang pandangan tidak diartikan sebagai penglihatan atas suatu barang dari atas atau dari bawah. Tetapi, bagaimana kita melihat barang itu dengan mengambil suatu posisi tertentu. Bagaimana seseorang menggambarkan isi sebuah ruang? Pertama-tama ia harus mengambil sebuah posisi tertentu, kemudian secara perlahan-lahan berurutan menggambarkan barang demi barang yang terdapat dalam ruangan tersebut, dimulai dari yang paling dekat berangsur-angsur kebelakang. Sebab itu, urutan ini juga disebut urutan ruang-ruang.

3.    Perbandingan dan Pertentangan 
Yaitu suatu cara dimana pengarang menunjukkan kesamaan / perbedaan antara dua orang objek atau gagasan dengan bertolak dari segi-segi tertentu. Kita dapat membandingkan misalnya dua tokoh pendidikan, bagaimana politik pendidikan yang dijalankannya dengan memperhatikan pola segi-segi lain untuk menerangkan gagasan sentral itu.

4.    Analogi
Bila perbandingan dipertentangan memberi sejumlah ketidaksamaan dan perbedaan antar 2 hal, maka analogi merupakan perbandingan yang sistematis dari 2 hal yang berbeda tetapi dengan memperlihatkan kesamaan segi/ fungsi dari kedua hal tadi sebagai menunjukkan kesamaan-kesamaan antara 2 barang/ hal yang berlainan kelasnya. Bila seorang mengatakan: Awan dari ledakan bom atom itu, membentuk sebuah cendawan raksasa, maka perbandingan antara awan ledakan atom dan cendawan. Merupakan sebuah analogi sebab kedua hal itu sangat bebeda kelasnya, keduali kesamaan bentuknya.

5.    Contoh 
Sebuah dasar lain yang dapat juga dipergunakan untuk menjaga agar perkembangan sebuah alinea dapat disusun secara teratur adalah proses. Proses merupakan suatu urutan dari suatu kejadian/ peristiwa.

6.    Sebab-Akibat 
Persoalannya sebab akibat sebenarnya sangat dekat hubungannya dengan proses, bila proses itu dipecah-pecahkan untuk mencari hubungan antara bagian-bagianya, maka proses itu dapat dinamakan proses kausal/ proses sebab akibat.

7.    Umum-Khusus dan Khusus-Umum 
Kedua cara ini, yaitu umum-khusus dan khusus-umum cara ini merupakan cara yang paling umum untuk mengembangkan gagasan-gagasan dalam sebuah alinea secara teratur. Dalam hal yang pertama gagasan utamanya di tempatkan pada awal alinwa, serta pengkhususan atau perincian-perincianya terdapat dalam kalimat berikutnya, sebaliknya dalam hal yang kedua mula-muladikemukakan perincianya, kemudian pada akhir alinea generalisasinya. Jadi yang satu bersifat deduktif, sedangkan lainnya bersifat induktif.

8.    Klasifikasi 
Yang dimaksud dengan klasifikasi adalah sebuah proses untuk mengelompkkan barang-barang yang dianggap mempunyai kesamaan-kesamaan tertentu. Sebab itu klasifikasi bekerja kedua arah yang berlawanan.yaitu pertama, mempersatukan satuan-satuan kedalam kelompok, dan kedua, memisahkan kesatuan tadi dari kelompok yang lain.

9.    Definisi Luas   
Yang dimaksud definisi dalam pembentukan sebuah alinea adalah usaha pengarang untuk memberikan keterangan atau arti terhadap sebuah istilah atau hal. Disini kita tidak menghadapi hanya satu kalimat ( lihat definisi dalam bagian tentang kalimat), tetapi suatu rangkaian kalimat yag membentuk sebuah alinea.

K E S I M P U L A N
Paragraf atau alinea adalah suatu bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil penggabungan beberapa kalimat. Paragraf atau alinea biasanya dibuat di baris baru dengan spasi sebanyak 5. Paragraf terdiri atas kalimat utama dan kalimat penjelas.

Dalam membuat suatu paragraf, kita harus memperhatikan syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam sebuah paragraf. Paragraf yang dibuat harus dapat mempunyai koherensi antara satu apragraf dengan paragraf yag lain. Hal ini dapat terlihat melalui penyusunan kalimat yang logis. 

Macam-macam paragraf terbagi menjadi 3, yaitu: berdasarkan fungsi dan tujuannya, berdasarkan posisi kalimat utama, dan berdasarkan sifat dan isinya. Berdasarkan fungsi dan tujuannya dibagi menjadi 3, yaitu: pembuka, penghubung, penutup. Berdasarkan posisi kalimat utama yang dibagi menjadi 3, yaitu: paragraf deduksi, induksi, dan campuran. Berdasarkan sifat dan isinya yang dibagi menjadi 4, yaitu: paragraf narasi, deskripsi, eksposisi, dan argumentasi.

D A F T A R    P U S T A K A:
[1] Ismail Kusmayadi, Think Smart Bahasa Indonesia untuk Kelas X SMA/MA; Fathrah Hasanah (ed.) -Ed.1 -Cet.1 -Bandung: Grafindo Media Pratama, 2008.
[2] Ismail Kusmayadi, Be Smart Bahasa Indonesia untuk Kelas X SMA/MA; Fathrah Hasanah (ed.) -Ed.1 -Cet.1 -Bandung: Grafindo Media Pratama, 2008.
[3] Dewi Rahma, Alinea atau Paragraf. Link: 
[4] Makalah Paragraf atau Alinea. Link: 
[5] Haira, Alinea atau Paragraf. Link:
 

Tugas #6 - Kalimat Efektif

Dalam tulisan-tulisan saya sebelumnya, mungkin anda menbaca teks penulisan yang berbelit-belit. Anda pasti bingung untuk membacanya, begitu juga dengan topik pembicaraan yang berbelit-belit dan tanpa tujuan. Sesungguhnya kalimat yang berbelit-belit dapat diubah menjadi kalimat yang Efektif.

Hendaknya pada saat menulis atau berbicara anda menggunakan kalimat yang efektif. Kalimat efektif adalah kalimat yang mampu menyampaikan pikiran perasaan penulisnya dengan jelas kepada pembaca.

K A L I M A T    E F E K T I F
P E N G E R T I A N    K A L I M A T     E F E K T I F
Efektif. Lebih efektif mana, menyapu lantai dengan menggunakan sapu ijuk atau menggunakan sapu lidi? Tentu saja lantai akan lebih bersih apabila disapu dengan menggunakan sapu ijuk. Artinya alat yang digunakan tepat guna. Efektif mengandung pengertian tepat guna, artinya sesuatu akan berguna jika dipakai pada sasaran yang tepat. Pengertian efektif dalam kalimat adalah dan ketepatan penggunaan kalimat dan ragam bahasa tertentu dalam situasi kebahasaan tertentu pula. Beberapa definisi kalimat efektif menurut beberapa ahli bahasa :

1.    Kalimat efektif adalah kalimat yang benar dan jelas sehingga dengan mudah dipahami orang lain secara tepat. (Akhadiah, Arsjad, dan Ridwan:2001)
2.    Kalimat efektif dipahami sebagai kalimat yang dapat menyampaikan informasi dan informasi tersebut mudah dipahami oleh pembaca. (Nasucha, Rohmadi, dan Wahyudi: 2009)
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat menyampaikan pesan (informasi) secara singkat, lengkap, dan mudah diterima oleh pendengar. Yang dimaksud singkat adalah hemat dalam penggunaan kata-kata. Hanya kata-kata yang diperlukan yang digunakan. Penggunaak kata-kata mubazir berarti pemborosan. Hal ini tentu bertentangan dengan prinsip kalimat efektif (hemat).

Meskipun hemat dalam penggunaan kata, kalimat efektif tetap harus lengkap. Artinya, kalimat itu harus dapat menyampaikan semua informasi yang memang harus disampaikan. Sehingga kalimat itu dapat menimbulkan pengaruh, meminggalkan kesan, atau menghasilkan akibat. Selanjutnya kalimat efektif harus dapat dipahami oleh pembaca dengan cara yang mudah dan menarik. Selain itu, kalimat efektif harus mematuhi kaidah struktur bahasa dan mencerminkan cara berpikir yang masuk akal (logis).

U N S U R – U N S U R     K A L I M A T    E F E K T I F

Unsur-unsur kalimat efektif pada dasarnya adalah unsur-unsur kalimat yang sudah lazim digunakan dalam tata bahasa Indonesia, yaitu Subjek (S), Predikat (P), Objek (O), Pelengkap (Pel) dan Keterangan (Ket). Kalimat bahasa Indonesia baku sekurang-kurangnya terdiri atas dua unsur, yakni subjek dan predikat. Bahasan mengenai unsur- unsur kalimat dasar telah dibahas pada pertemuan sebelumnya mengenai Kalimat Dasar.

S Y A R A T – S Y A R A T     K A L I M A T    E F E K T I F

Untuk dapat menggunakan kalimat efektif ada beberapa syarat-syarat yang harus dipernuhi. Syarat-syarat kalimat efektif adalah sebagai berikut:

1. Secara tepat mewakili pikiran pembicara atau penulisnya.
2. Mengemukakan pemahaman yang sama tepatnya antara pikiran pendengar atau pembaca dengan yang dipikirkan pembaca atau penulisnya.

C I R I – C I R I    K A L I  M A T    E F E K T I F

1.    Kesepadanan 
Yang dimaksud dengan kesepadanan ialah keseimbangan antara pikiran (gagasan) dan struktur  bahasa yang dipakai. Kesepadanan kalimat ini diperlihatkan oleh kesatuan gagasan yang kompak dan kepaduan pikiran yang baik.
 
Kesepadanan kalimat itu memiliki beberapa ciri, seperti tercantum di bawah ini:
A.    Kalimat itu mempunyai subjek dan predikat dengan jelas. Contoh:

a.    Bagi semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah. (Salah) 
b.    Semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah. (Benar)
B.    Tidak terdapat subjek yang ganda.
C.    Kalimat penghubung intrakalimat tidak dipakai pada kalimat tunggal.
D.    Predikat kalimat tidak didahului oleh kata yang. Contoh:

a.    Bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Melayu. (Salah)
b.    Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu. (Benar)

2.    Keparalelan 
Yang dimaksud dengan keparalelan adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam kalimat itu. Artinya, kalau bentuk pertama menggunakan nomina. Kalau bentuk pertama menggunakan verba, bentuk kedua juga menggunakan verbal. Contoh:

a.    Harga minyak dibekukan atau kenaikan secara luwes. (Salah)
b.    Harga minyak dibekukan atau dinaikkan secara luwes. (Benar)
Kalimat (a) tidak mempunyai kesejajaran karena dua bentuk kata yang mewakili predikat terdiri dari bentuk yang berbeda, yaitu dibekukan dan kenaikan. Kalimat itu dapat diperbaiki dengan cara menyejajarkan kedua bentuk itu (b).

3.    Ketegasan 
Yang dimaksud dengan ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan penonjolan pada ide  pokok kalimat. Dalam sebuah kalimat ada ide yang perlu ditonjolkan. Kalimat itu memberi  penekanan atau penegasan pada penonjolan itu. Ada berbagai cara untuk membentuk penekanan dalam kalimat.
A.    Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat). Contoh:

a.    Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini dengan kemampuan yang ada pada dirinya.
Penekanannya ialah Presiden mengharapkan.
b.    Harapan presiden ialah agar rakyat membangun bangsa dan negaranya. Penekanannya Harapan presiden.
B.    Mempergunakan partikel penekanan (penegasan).
Contoh: Saudaralah yang bertanggung jawab.

4.    Kehematan   
Yang dimaksud dengan kehematan dalam kalimat efektif adalah hemat mempergunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu. Kehematan tidak berarti harus menghilangkan kata-kata yang dapat menambah kejelasan kalimat. Ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan:
A.    Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghilangkan pengulangan subjek. Contoh:

a.    Karena ia tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu. (Salah)
b.    Karena tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu. (Benar)
B.    Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponimi kata. Contoh:
a.    Ia memakai baju warna merah. (Salah)
b.    Ia memakai baju merah. (Benar)
C.    Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat. Contoh:
a.    Dia hanya membawa badannya saja. (Salah)
b.    Dia hanya membawa badannya. (Benar)

D.    Penghematan dapat dilakukan dengan cara tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk jamak. Contoh:
a.    Bentuk tidak baku : para tamu-tamu, beberapa orang-orang  (Salah)
b.    Bentuk baku : para tamu, beberapa orang (Benar)

5.    Kecermatan 
Yang dimaksud dengan cermat adalah bahwa kalimat itu tidak menimbulkan tafsiran ganda. Dan tepat dalam pilihan kata. Perhatikan kalimat berikut.

a.    Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu menerima hadiah.
b.    Dia menerima uang sebanyak dua puluh lima ribuan. 
Kalimat (a) memilikimakna ganda, yaitu siapa yang terkenal, mahasiswa atau perguran tinggi. Kalimat (b) memiliki makna ganda, yaitu berapa jumlah uang, seratus ribu rupiah atau dua puluh lima ribu rupiah.

6.    Kepaduan 
Yang dimaksud dengan kepaduan ialah kepaduan ialah kepaduan pernyataan dalam kalimat itu sehingga informasi yang disampaikannya tidak terpecah-pecah.
A.    Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan cara berpikir yang tidak simetris.Oleh karena itu, kita hindari kalimat yang panjang dan bertele-tele.
B.    Kalimat yang padu mempergunakan pola aspek + agen + verbal secara tertib dalam kalimat-kalimat yang berpredikat pasif persona. Contoh:

a.    Surat itu saya sudah baca. (Salah)
b.    Surat itu sudah saya baca. (Benar)
C.    Kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah kata seperti daripada atau tentang antara predikat kata kerja dan objek penderita. Contoh:
a.    Mereka membicarakan daripada kehendak rakyat. (Salah)
b.    Mereka membicarakan kehendak rakyat. (
Benar)

7.    Kelogisan 
Yang dimaksud dengan kelogisan ialah bahwa ide kalimat itu dapat diterima oleh akal dan  penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku. Contoh:

a.    Waktu dan tempat saya persilakan.
b.    Bapak penceramah, saya persilakan untuk naik ke podium.

Kalimat ini tidak logis/tidak masuk akal karena waktu dan tempat adalah benda mati yang tidak dapat dipersilakan.

S T R U K T U R – S T R U K T U R    K A L I M A T    E F E K T I F

Setelah sebelumnya dibahas mengenai pengertian, unsur-unsur, syarat-syarat, dan ciri-ciri dari kalimat efektif, yang perlu diperhatikan berikutnya adalah Struktur Kalimat Efektif.
Struktur kalimat efektif haruslah benar. Kalimat itu harus memiliki kesatuan bentuk, sebab kesatuan bentuk itulah yang menjadikan adanya kesatuan arti. Kalimat yang strukturnya benar tentu memiliki kesatuan bentuk dan sekaligus kesatuan arti. Sebaliknya kalimat yang strukturnya rusak atau kacau, tidak menggambarkan kesatuan apa-apa dan merupakan suatu pernyataan yang salah.

Misalnya, anda menyatakan Saya memakan daging ayam. Maka efek yang ditimbulkan akan berbeda jika:

a.    Daging ayam memakan saya.
b.    Daging memakan ayam saya.
c.    Ayam memakan daging saya.
d.    Dsb.
Menjadi berbeda bukan artinya? Tentu saja. Walaupun kata yang digunakan dalam kalimat itu sama, namun terdapat kesalahan. Kesalahan itu terjadi karena kata-kata tersebut (sebagai unsur kalimat) tidak jelas fungsinya. Hubungan kata yang satu dengan yang lain tidak jelas. Kata-kata itu juga tidak diurutkan berdasarkan apa yang sudah ditentukan oleh pemakai bahasa.

K E S A L A H A N     D A L A M     M E N Y U S U N     K A L I M A T     E F E K T I F

Beberapa ini akan dijabarkan beberapa poin kesalahan yang sering dilakukan dalam menyusun kalimat efektif.
 
1.    Pleonastis 
Pleonastis atau pleonasme adalah pemakaian kata yang mubazir (berlebihan), yang sebenarnya tidak perlu. Contoh:

•    Banyak tombol-tombol yang dapat Anda gunakan.
Kalimat ini seharusnya : Banyak tombol yang dapat Anda gunakan.

2.    Kontaminasi 
Kalimat yang mengandung kesalahan kontaminasi dapat dilihat pada contoh kalimat di bawah ini:

•    Fitur terbarunya Adobe Photoshop ini lebih menarik dan bervariasi.
Kalimat tersebut akan menjadi lebih efektif apabila akhiran– nya dihilangkan. Sehingga menjadi :
•    Fitur terbaru Adobe Photoshop ini lebih menarik dan bervariasi.
3.    Salah Pemilihan Kata 
Kalimat yang mengandung kesalahan pemilihan kata dapat dilihat pada contoh kalimat di bawah ini:

•    Saya mengetahui kalau ia kecewa.
Seharusnya: Saya mengetahui bahwa ia kecewa.

4.    Pengaruh Bahasa Asing atau Daerah (Interferensi) 
Kalimat yang mengandung pengaruh bahasa asing dapat dilihat pada contoh kalimat di bawah ini:

•    Saya tinggal di Semarang di mana  ibu saya bekerja.
Kalimat ini bisa jadi mendapatkan pengaruh bahasa Inggris, lihat terjemahan kalimat berikut:
•    I live in Semarang where my mother work.
 Dalam bahasa Indonesia sebaiknya kalimat tersebut menjadi:
•    Saya tinggal di Semarang tempat ibu saya bekerja.
5.    Kata Depan Yang Tidak Perlu 
Sering kali kita membuat kalimat yang mengandung kata depan yang tidak perlu seperti  pada kalimat berikut: Contoh :

•    Di program ini menyediakan berbagai fitur terbaru.
Agar menjadi efektif, sebaiknya kita menghilangkan kata depan di, sehingga kalimatnya menjadi:
•    Program ini menyediakan berbagai fitur terbaru.

K E S I M P U L A N
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili pikiran penulis atau pembicara secara tepat sehingga pndengar/pembaca dapat memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas dan lengkap seperti apa yang dimasud oleh penulis atau pembicaranya. Ciri-ciri kalimat efektif yaitu: Kesepadanan, keparalelan, ketegasan, kehematan, kecermatan, kepaduan, kelogisan.


D A F T A R    P U S T A K A:

[1] Asul Wiyanto. Terampil Menulis Paragraf. Penerbit Grasindo. Jakarta.  
[2] Taufik Hidayat Zein, KALIMAT EFEKTIF, CIRI-CIRI, DAN CONTOH KALIMAT EFEKTIF. Link:
[3] Ikraam Nimas, Makalah Bahasa Indonesia Kalimat Efektif. Link: 
[4] Erwan Juhara, Eriyandi Budiman, Rita Rohayati. Cendekia Berbahasa: Bahasa dan Sastra Indonesia. PT. Setia Purna