Dalam tulisan-tulisan saya sebelumnya, mungkin anda menbaca teks penulisan yang berbelit-belit. Anda pasti bingung untuk membacanya, begitu juga dengan topik pembicaraan yang berbelit-belit dan tanpa tujuan. Sesungguhnya kalimat yang berbelit-belit dapat diubah menjadi kalimat yang Efektif.
Hendaknya pada saat menulis atau berbicara anda menggunakan kalimat yang efektif. Kalimat efektif adalah kalimat yang mampu menyampaikan pikiran perasaan penulisnya dengan jelas kepada pembaca.
K A L I M A T E F E K T I F
P E N G E R T I A N K A L I M A T E F E K T I F
Efektif. Lebih efektif mana, menyapu lantai dengan menggunakan sapu ijuk atau menggunakan sapu lidi? Tentu saja lantai akan lebih bersih apabila disapu dengan menggunakan sapu ijuk. Artinya alat yang digunakan tepat guna. Efektif mengandung pengertian tepat guna, artinya sesuatu akan berguna jika dipakai pada sasaran yang tepat. Pengertian efektif dalam kalimat adalah dan ketepatan penggunaan kalimat dan ragam bahasa tertentu dalam situasi kebahasaan tertentu pula. Beberapa definisi kalimat efektif menurut beberapa ahli bahasa :
1. Kalimat efektif adalah kalimat yang benar dan jelas sehingga dengan mudah dipahami orang lain secara tepat. (Akhadiah, Arsjad, dan Ridwan:2001)
2. Kalimat efektif dipahami sebagai kalimat yang dapat menyampaikan informasi dan informasi tersebut mudah dipahami oleh pembaca. (Nasucha, Rohmadi, dan Wahyudi: 2009)
Meskipun hemat dalam penggunaan kata, kalimat efektif tetap harus lengkap. Artinya, kalimat itu harus dapat menyampaikan semua informasi yang memang harus disampaikan. Sehingga kalimat itu dapat menimbulkan pengaruh, meminggalkan kesan, atau menghasilkan akibat. Selanjutnya kalimat efektif harus dapat dipahami oleh pembaca dengan cara yang mudah dan menarik. Selain itu, kalimat efektif harus mematuhi kaidah struktur bahasa dan mencerminkan cara berpikir yang masuk akal (logis).
U N S U R – U N S U R K A L I M A T E F E K T I F
Unsur-unsur kalimat efektif pada dasarnya adalah unsur-unsur kalimat yang sudah lazim digunakan dalam tata bahasa Indonesia, yaitu Subjek (S), Predikat (P), Objek (O), Pelengkap (Pel) dan Keterangan (Ket). Kalimat bahasa Indonesia baku sekurang-kurangnya terdiri atas dua unsur, yakni subjek dan predikat. Bahasan mengenai unsur- unsur kalimat dasar telah dibahas pada pertemuan sebelumnya mengenai Kalimat Dasar.
S Y A R A T – S Y A R A T K A L I M A T E F E K T I F
Untuk dapat menggunakan kalimat efektif ada beberapa syarat-syarat yang harus dipernuhi. Syarat-syarat kalimat efektif adalah sebagai berikut:
1. Secara tepat mewakili pikiran pembicara atau penulisnya.
2. Mengemukakan pemahaman yang sama tepatnya antara pikiran pendengar atau pembaca dengan yang dipikirkan pembaca atau penulisnya.
C I R I – C I R I K A L I M A T E F E K T I F
1. Kesepadanan
Yang dimaksud dengan kesepadanan ialah keseimbangan antara pikiran (gagasan) dan struktur bahasa yang dipakai. Kesepadanan kalimat ini diperlihatkan oleh kesatuan gagasan yang kompak dan kepaduan pikiran yang baik.
Kesepadanan kalimat itu memiliki beberapa ciri, seperti tercantum di bawah ini:
A. Kalimat itu mempunyai subjek dan predikat dengan jelas. Contoh:
C. Kalimat penghubung intrakalimat tidak dipakai pada kalimat tunggal.
D. Predikat kalimat tidak didahului oleh kata yang. Contoh:
2. Keparalelan
Yang dimaksud dengan keparalelan adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam kalimat itu. Artinya, kalau bentuk pertama menggunakan nomina. Kalau bentuk pertama menggunakan verba, bentuk kedua juga menggunakan verbal. Contoh:
Kalimat (a) tidak mempunyai kesejajaran karena dua bentuk kata yang mewakili predikat terdiri dari bentuk yang berbeda, yaitu dibekukan dan kenaikan. Kalimat itu dapat diperbaiki dengan cara menyejajarkan kedua bentuk itu (b).
3. Ketegasan
Yang dimaksud dengan ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan penonjolan pada ide pokok kalimat. Dalam sebuah kalimat ada ide yang perlu ditonjolkan. Kalimat itu memberi penekanan atau penegasan pada penonjolan itu. Ada berbagai cara untuk membentuk penekanan dalam kalimat.
A. Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat). Contoh:
B. Mempergunakan partikel penekanan (penegasan).
Contoh: Saudaralah yang bertanggung jawab.
4. Kehematan
Yang dimaksud dengan kehematan dalam kalimat efektif adalah hemat mempergunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu. Kehematan tidak berarti harus menghilangkan kata-kata yang dapat menambah kejelasan kalimat. Ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan:
A. Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghilangkan pengulangan subjek. Contoh:
C. Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat. Contoh:
5. Kecermatan
Yang dimaksud dengan cermat adalah bahwa kalimat itu tidak menimbulkan tafsiran ganda. Dan tepat dalam pilihan kata. Perhatikan kalimat berikut.
6. Kepaduan
Yang dimaksud dengan kepaduan ialah kepaduan ialah kepaduan pernyataan dalam kalimat itu sehingga informasi yang disampaikannya tidak terpecah-pecah.
A. Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan cara berpikir yang tidak simetris.Oleh karena itu, kita hindari kalimat yang panjang dan bertele-tele.
B. Kalimat yang padu mempergunakan pola aspek + agen + verbal secara tertib dalam kalimat-kalimat yang berpredikat pasif persona. Contoh:
7. Kelogisan
Yang dimaksud dengan kelogisan ialah bahwa ide kalimat itu dapat diterima oleh akal dan penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku. Contoh:
S T R U K T U R – S T R U K T U R K A L I M A T E F E K T I F
Setelah sebelumnya dibahas mengenai pengertian, unsur-unsur, syarat-syarat, dan ciri-ciri dari kalimat efektif, yang perlu diperhatikan berikutnya adalah Struktur Kalimat Efektif.
Struktur kalimat efektif haruslah benar. Kalimat itu harus memiliki kesatuan bentuk, sebab kesatuan bentuk itulah yang menjadikan adanya kesatuan arti. Kalimat yang strukturnya benar tentu memiliki kesatuan bentuk dan sekaligus kesatuan arti. Sebaliknya kalimat yang strukturnya rusak atau kacau, tidak menggambarkan kesatuan apa-apa dan merupakan suatu pernyataan yang salah.
A. Kalimat itu mempunyai subjek dan predikat dengan jelas. Contoh:
B. Tidak terdapat subjek yang ganda.a. Bagi semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah. (Salah)
b. Semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah. (Benar)
C. Kalimat penghubung intrakalimat tidak dipakai pada kalimat tunggal.
D. Predikat kalimat tidak didahului oleh kata yang. Contoh:
a. Bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Melayu. (Salah)
b. Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu. (Benar)
2. Keparalelan
Yang dimaksud dengan keparalelan adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam kalimat itu. Artinya, kalau bentuk pertama menggunakan nomina. Kalau bentuk pertama menggunakan verba, bentuk kedua juga menggunakan verbal. Contoh:
a. Harga minyak dibekukan atau kenaikan secara luwes. (Salah)
b. Harga minyak dibekukan atau dinaikkan secara luwes. (Benar)
3. Ketegasan
Yang dimaksud dengan ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan penonjolan pada ide pokok kalimat. Dalam sebuah kalimat ada ide yang perlu ditonjolkan. Kalimat itu memberi penekanan atau penegasan pada penonjolan itu. Ada berbagai cara untuk membentuk penekanan dalam kalimat.
A. Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat). Contoh:
a. Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini dengan kemampuan yang ada pada dirinya.
Penekanannya ialah Presiden mengharapkan.
b. Harapan presiden ialah agar rakyat membangun bangsa dan negaranya. Penekanannya Harapan presiden.
Contoh: Saudaralah yang bertanggung jawab.
4. Kehematan
Yang dimaksud dengan kehematan dalam kalimat efektif adalah hemat mempergunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu. Kehematan tidak berarti harus menghilangkan kata-kata yang dapat menambah kejelasan kalimat. Ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan:
A. Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghilangkan pengulangan subjek. Contoh:
B. Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponimi kata. Contoh:a. Karena ia tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu. (Salah)
b. Karena tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu. (Benar)
a. Ia memakai baju warna merah. (Salah)
b. Ia memakai baju merah. (Benar)
a. Dia hanya membawa badannya saja. (Salah)D. Penghematan dapat dilakukan dengan cara tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk jamak. Contoh:
b. Dia hanya membawa badannya. (Benar)
a. Bentuk tidak baku : para tamu-tamu, beberapa orang-orang (Salah)
b. Bentuk baku : para tamu, beberapa orang (Benar)
5. Kecermatan
Yang dimaksud dengan cermat adalah bahwa kalimat itu tidak menimbulkan tafsiran ganda. Dan tepat dalam pilihan kata. Perhatikan kalimat berikut.
a. Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu menerima hadiah.
b. Dia menerima uang sebanyak dua puluh lima ribuan.
Kalimat (a) memilikimakna ganda, yaitu siapa yang terkenal, mahasiswa atau perguran tinggi. Kalimat (b) memiliki makna ganda, yaitu berapa jumlah uang, seratus ribu rupiah atau dua puluh lima ribu rupiah.
6. Kepaduan
Yang dimaksud dengan kepaduan ialah kepaduan ialah kepaduan pernyataan dalam kalimat itu sehingga informasi yang disampaikannya tidak terpecah-pecah.
A. Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan cara berpikir yang tidak simetris.Oleh karena itu, kita hindari kalimat yang panjang dan bertele-tele.
B. Kalimat yang padu mempergunakan pola aspek + agen + verbal secara tertib dalam kalimat-kalimat yang berpredikat pasif persona. Contoh:
a. Surat itu saya sudah baca. (Salah)C. Kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah kata seperti daripada atau tentang antara predikat kata kerja dan objek penderita. Contoh:
b. Surat itu sudah saya baca. (Benar)
a. Mereka membicarakan daripada kehendak rakyat. (Salah)
b. Mereka membicarakan kehendak rakyat. (Benar)
7. Kelogisan
Yang dimaksud dengan kelogisan ialah bahwa ide kalimat itu dapat diterima oleh akal dan penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku. Contoh:
a. Waktu dan tempat saya persilakan.Kalimat ini tidak logis/tidak masuk akal karena waktu dan tempat adalah benda mati yang tidak dapat dipersilakan.
b. Bapak penceramah, saya persilakan untuk naik ke podium.
S T R U K T U R – S T R U K T U R K A L I M A T E F E K T I F
Setelah sebelumnya dibahas mengenai pengertian, unsur-unsur, syarat-syarat, dan ciri-ciri dari kalimat efektif, yang perlu diperhatikan berikutnya adalah Struktur Kalimat Efektif.
Struktur kalimat efektif haruslah benar. Kalimat itu harus memiliki kesatuan bentuk, sebab kesatuan bentuk itulah yang menjadikan adanya kesatuan arti. Kalimat yang strukturnya benar tentu memiliki kesatuan bentuk dan sekaligus kesatuan arti. Sebaliknya kalimat yang strukturnya rusak atau kacau, tidak menggambarkan kesatuan apa-apa dan merupakan suatu pernyataan yang salah.
Misalnya, anda menyatakan Saya memakan daging ayam. Maka efek yang ditimbulkan akan berbeda jika:
a. Daging ayam memakan saya.
b. Daging memakan ayam saya.
c. Ayam memakan daging saya.
d. Dsb.
Menjadi berbeda bukan artinya? Tentu saja. Walaupun kata yang digunakan dalam kalimat itu sama, namun terdapat kesalahan. Kesalahan itu terjadi karena kata-kata tersebut (sebagai unsur kalimat) tidak jelas fungsinya. Hubungan kata yang satu dengan yang lain tidak jelas. Kata-kata itu juga tidak diurutkan berdasarkan apa yang sudah ditentukan oleh pemakai bahasa.
K E S A L A H A N D A L A M M E N Y U S U N K A L I M A T E F E K T I F
Beberapa ini akan dijabarkan beberapa poin kesalahan yang sering dilakukan dalam menyusun kalimat efektif.
1. Pleonastis
Pleonastis atau pleonasme adalah pemakaian kata yang mubazir (berlebihan), yang sebenarnya tidak perlu. Contoh:
Pleonastis atau pleonasme adalah pemakaian kata yang mubazir (berlebihan), yang sebenarnya tidak perlu. Contoh:
• Banyak tombol-tombol yang dapat Anda gunakan.
Kalimat ini seharusnya : Banyak tombol yang dapat Anda gunakan.
2. Kontaminasi
Kalimat yang mengandung kesalahan kontaminasi dapat dilihat pada contoh kalimat di bawah ini:
• Fitur terbarunya Adobe Photoshop ini lebih menarik dan bervariasi.
Kalimat tersebut akan menjadi lebih efektif apabila akhiran– nya dihilangkan. Sehingga menjadi :
• Fitur terbaru Adobe Photoshop ini lebih menarik dan bervariasi.
3. Salah Pemilihan Kata
Kalimat yang mengandung kesalahan pemilihan kata dapat dilihat pada contoh kalimat di bawah ini:
4. Pengaruh Bahasa Asing atau Daerah (Interferensi)
Kalimat yang mengandung pengaruh bahasa asing dapat dilihat pada contoh kalimat di bawah ini:
Kalimat yang mengandung kesalahan pemilihan kata dapat dilihat pada contoh kalimat di bawah ini:
• Saya mengetahui kalau ia kecewa.
Seharusnya: Saya mengetahui bahwa ia kecewa.
4. Pengaruh Bahasa Asing atau Daerah (Interferensi)
Kalimat yang mengandung pengaruh bahasa asing dapat dilihat pada contoh kalimat di bawah ini:
• Saya tinggal di Semarang di mana ibu saya bekerja.
Kalimat ini bisa jadi mendapatkan pengaruh bahasa Inggris, lihat terjemahan kalimat berikut:
• I live in Semarang where my mother work.
Dalam bahasa Indonesia sebaiknya kalimat tersebut menjadi:
• Saya tinggal di Semarang tempat ibu saya bekerja.
5. Kata Depan Yang Tidak Perlu
Sering kali kita membuat kalimat yang mengandung kata depan yang tidak perlu seperti pada kalimat berikut: Contoh :
K E S I M P U L A N
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili pikiran penulis atau pembicara secara tepat sehingga pndengar/pembaca dapat memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas dan lengkap seperti apa yang dimasud oleh penulis atau pembicaranya. Ciri-ciri kalimat efektif yaitu: Kesepadanan, keparalelan, ketegasan, kehematan, kecermatan, kepaduan, kelogisan.
Sering kali kita membuat kalimat yang mengandung kata depan yang tidak perlu seperti pada kalimat berikut: Contoh :
• Di program ini menyediakan berbagai fitur terbaru.
Agar menjadi efektif, sebaiknya kita menghilangkan kata depan di, sehingga kalimatnya menjadi:
• Program ini menyediakan berbagai fitur terbaru.
K E S I M P U L A N
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili pikiran penulis atau pembicara secara tepat sehingga pndengar/pembaca dapat memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas dan lengkap seperti apa yang dimasud oleh penulis atau pembicaranya. Ciri-ciri kalimat efektif yaitu: Kesepadanan, keparalelan, ketegasan, kehematan, kecermatan, kepaduan, kelogisan.
D A F T A R P U S T A K A:
[1] Asul Wiyanto. Terampil Menulis Paragraf. Penerbit Grasindo. Jakarta.
[2] Taufik Hidayat Zein, KALIMAT EFEKTIF, CIRI-CIRI, DAN CONTOH KALIMAT EFEKTIF. Link:
[3] Ikraam Nimas, Makalah Bahasa Indonesia Kalimat Efektif. Link:
[4] Erwan Juhara, Eriyandi Budiman, Rita Rohayati. Cendekia Berbahasa: Bahasa dan Sastra Indonesia. PT. Setia Purna
0 komentar:
Posting Komentar