Wilayah Indonesia merupakan kepulauan dengan ribuan pulau-pulau yang terpisahkan laut dan selat. Penduduknya terdiri atas berbagai suku bangsa yang memiliki bahasa daerahnya masing-masing, dengan latar belakang budaya dan agama yang beragam. Semua itu berdampak pada bahasa Indonesia, bahasa persatuan bangsa Indonesia yang masyarakatnya sangat mejemuk.
Seperti bahasa- bahasa lain, bahasa Indonesia mempunyai berbagai ragam bahasa. Menurut Ramelan (1982), ragam bahasa Indonesia dapat digolongkan menurut beberapa cara, yaitu menurut tempat daerahnya terdiri dari ragam bahasa dialek Jawa, Sunda, Betawi, dll. Menurut penuturnya dibedakan ragam bahasa golongan cendekiawan dan bukan cendekiawan. Menurut sarananya dikenal ragam bahasa lisan, sastra, surat kabar, dan ragam bahasa undang-undang.
R A G A M B A H A S A
Bahasa : Simbol / lambang yang dihasilkan oleh alat ujaran / indera manusia untuk melakukan fungsi bahasa.
Sehubungan dengan pemakaian bahasa Indonesia, pada era saat ini muncul dua masalah pokok, yaitu terkait dengan masalah penggunaaan Bahasa Indonesia secara baku dan tidak baku. Generasi remaja hingga dewasa saat ini kurang memperhatikan tata cara penggunaan bahasa mereka sehari-harinya, dan terkadang tidak jarang bahasa sehari-hari mereka secara langsung berdampak pada penggunaan bahasa pada situasi tertentu. Pemakaian bahasa baku berkaitan dengan situasi resmi dan tidak resmi. Situasi resmi digunakan pada saat kita berada di sekolah (berhadapan dengan guru atau orang yang lebih tua) dan di kantor, atau di pertemuan-pertemuan resmi. Sebaliknya, dalam situasi tidak resmi, seperti di rumah, di pasar, dll kita tidak selalu dituntut untuk menggunakan bahasa baku. Hal ini dikarenakan agar kita dapat beradaptasi dengan lingkungan dan orang sekitar kita dengan bahasa yang nyaman dan sesuai pemakaiannya dalam aktifitas kita. Penggunaan bahasa pada situasi resmi dan tidak resmi itulah yang akan dibahas supaya kita dapat membeda-bedakan pemakaian bahasa sesuai dengan tuntutan ragamnya. Dengan demikian kita dapat menyesuaikan penggunaan bahasa Indonesia dengan baik dan benar pada situasi tertentu. Ada tiga kriteria penting yang perlu diperhatikan jika kita berbicara tentang ragam bahasa. Ketiga kriteria itu ialah: (1) Media yang digunakan, (2) Latar belakang penutur, dan (3) Pokok persoalan yang dibicarakan.
M A C A M - M A C A M R A G A M B A H A S A
R a g a m B a h a s a I n d o n e s i a B e r d a s a r k a n M e d i aDalam ragam bahasa Indonesia berdasarkan media, yang perlu diperhatikan adalah norma yang berlaku yang berkaitan dengan latar belakang atau situasi pembicaraan, pelaku pembicaraan, dan topik pembicaraan (Fishman ed., 1968; Spradley, 1980). Ragam bahasa Indonesia berdasarkan media dibagi menjadi dua yaitu:
A. R a g a m B a h a s a L i s a n
Ragam bahasa lisan adalah ragam bahasa yang diungkapkan melalui media lisan. Ragam bahasa bahasa lisan didukung oleh situasi pemakaian, namun hal itu tidak mengurangi ciri kebakuannya. Pembicaraan lisan dalam situasi formal berbeda tuntunan penggunaan kebakuannya dengan pembicaraan lisan dalam situasi sebaliknya, yaitu situasi tidak formal atau santai. Jika ragam bahasa lisan dituliskan, ragam bahasa itu tidak dapat disebut sebagai ragam tulis, tetapi tetap saja disebut ragam lisan, hanya saja diwujudkan dalam bentuk tulis. Oleh karena itu, bahasa yang dilihat dari ciri-cirinya tidak menunjukan cir-ciri ragam tulis, walaupun direalisasikan dengan tulisan, ragam bahasa serupa itu tidak dapat dikatakan sebagai ragam tulis. Kedua ragam itu masing-masing adapun ciri dari keduanya:
Ciri-ciri ragam lisan:Yang termasuk dalam ragam lisan yaitu: (1) Pidato, (2) Ceramah, (3) Sambutan, (4) Berbincang-bincang, dll. Contoh yang termasuk ragam lisan yaitu: “Sudah saya baca buku itu”. Semua itu sering kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari, terutama saat kita berkumpul dan berbicara dengan teman atau orang lain, karena tidak diikat oleh aturan-aturan atau cara penyampaian seperti halnya pidato ataupun ceramah.
1. Memerlukan orang kedua/teman bicara;
2. Tergantung kondisi, ruang, dan waktu;
3. Hanya perlu intonasi serta bahasa tubuh;
4. Berlangsung cepat
5. Sering dapat berlangsung tanpa alat bantu;
6. Kesalaahan dapat langsung dikoreksi; dan
7. Dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik wajah serta intonasi
A. R a g a m B a h a s a T u l i s
Ragam bahasa tulis adalah bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya. Dalam ragam tulis, kita berurusan dengan tata cara penulisan (ejaan) dan juga dituntuk dengan adanya kelengkapan unsur tata bahasa seperti bentuk kata ataupun sususan kalimat, ketepatan pilihan kata, kebenaran penggunaan ejaan, dan penggunaan tanda baca dalam mengungkapkan ide.
Ciri-ciri ragam tulis:Yang termasuk dalam ragam bahasa tulis adalah: (1) Surat, (2) Karya Ilmiah, (3) Surat kabar, dll. Contoh kalimat yang termasuk dalam ragam tulis adalah: Contohnya: “Saya sudah membaca buku ini”. Dalam ragam bahasa tulis perlu memperhatikan ejaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Terutama dalam pembuatan karya-karya ilmiah.
1. Tidak memerlukan orang kedua/teman bicara;
2. Tidak tergantung kondisi, situasi & ruang serta waktu;
3. Harus memperhatikan unsur gramatikal;
4. Berlangsung lambat;
5. Selalu memakai alat bantu;
6.Kesalahan tidak dapat langsung dikoreksi;
7.Tidak dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik muka, hanya terbantu dengan tanda baca.
C. P e r b e d a a n a n t a r a R a g a m L i s a n d a n T u l i s a n
A. Tata Bahasa :
a. Ragam Bahasa Lisan
1) Nia sedang baca surat kabar.
2) Ari mau nulis surat.
3) Tapi kau tak boleh menolak lamaran itu.
b. Ragam Bahasa Tulisan.
1) Nia sedang membaca surat kabar.
2) Ari mau menulis surat.
3) Namun, engkau tidak boleh menolak lamaran itu.
B. Kosa Kata :
a. Ragam Bahasa Lisan
1) Ariani bilang kalau kita harus belajar.
2) Kita harus bikin karya tulis.
3) Rasanya masih terlalu pagi buat saya, Pak.
b. Ragam Bahasa Tulisan
1) Ariani mengatakan bahwa kita harus belajar.
2) Kita harus membuat karya tulis.
3) Rasanya masih telalu muda bagi saya, Pak.
R a g a m B a h a s a I n d o n e s i a d a r i C a r a P a n d a n g P e n u t u r
Berdasarkan cara pandang penutur, ragam bahasa indonesia terdiri dari ragam dialek, ragam terpelajar, ragam resmi dan ragam tak resmi.
Contoh:
Ragam Dialek : “Gue udah baca itu buku ”
Ragam Terpelajar : “Saya sudah membaca buku itu”
Ragam Resmi : “Saya sudah membaca buku itu”
Ragam Tak Resmi : “Saya sudah baca buku itu”
Berdasarkan topik pembicaraan, ragam bahasa terdiri dari ragam bahasa ilmiah, ragam hukum, ragam bisnis, ragam agama, ragam sosial, ragam kedokteran dan ragam sastra.
Contoh:
Ragam Hukum : Dia dihukum karena melakukan tindak pidana.
Ragam Bisnis : Setiap pembelian diatas nilai tertentu akan diberikan diskon.
Ragam Sastra : Cerita itu menggunakan Flashback.
Ragam Kedokteran : Anak itu menderita penyakit kuorsior.
PERBEDAAN RAGAM/KARANGAN ILMIAH,NON ILMIAH,DAN SEMI-ILMIAH
Bisa juga diartikan sebagai sarana verbal yang efektif, efesien, baik, dan benar. Ragam ini lazim digunakan untuk mengomunikasikan proses kegiatan dan hasil penalaran ilmiah, misalnya dalam penulisan proposal kegiatan ilmiah, proposal penelitian.
Ciri-ciri dari bahasa Indonesia ragam bahasa ilmiah, antara lain :
R a g a m S e m i I l m i a h
- Bahasa Indonesia ragam baku;
- Penggunaan kalimat efektif;
- Menghindari bentuk bahasa yang bermakna ganda;
- Penggunaan kata dan istilah yang bermakna lugas dan menghindari pemakaian kata dan istilah yang bermakna kias;
- Menghindari penonjolan persona dengan tujuan menjaga objektivitas isi tulisan;
- Adanya keselarasan dan keruntutan antarproposisi dan antaralinea.
Pada penulisan ini sudah dapat terlihat jelas, yaitu merupakan tehnik penulisan gabungan antara penulisan ilmiah dengan penulisan non ilmiah. Pada penulisan ini menyajikan fakta dan fiksi yang tidak semi formal. Walaupun begitu penulisannya tidak seperti penulisan ilmiah yang sistematis, sintesis maupun analistis.
Ciri-ciri ragam semi ilmiah atau ilmiah popular, yaitu :Jenis karangan semi ilmiah yaitu artikel, editorial, opini, tips, reportase, dan resensi buku. Resensi buku adalah bentuk konbinasi antara uraian, ringkasan, dan kritik objektif terhadap sebuah buku.
- Ditulis berdasarkan fakta pribadi;
- Fakta yang disimpulkan subjektif;
- Gaya bahasa formal dan popular;
- Mementingkan diri penulis;
- Melebih-lebihkan sesuatu;
- Usulan-usulan bersifat argumentative; dan Bersifat persuasive.
R a g a m N o n I l m i a h
Merupakan suatu karya tulis yang berbeda dari penulisan ilmiah. Dalam penulisan ilmiah dapat berupa fiksi yaitu rekaan atau karangan cerita yang di buat oleh seseorang dan di dapat dari sudut pandang pengarang itu sendiri. Dalam penulisan non ilmiah ini terdiri dari berbagai unsur yaitu penokohan, konflik, setting, dll. Walaupun begitu penulisan ini tidak boleh sembarangan dalam membuat tulisan dan harus sesuai dengan etika penulisan yang telah ada.
Dan didalam penulisan non ilmiah ini sudah dapat terlihat jelas bedanya dengan penulisan ilmiah. Yaitu terlihat dari bagaimana proses penulisan non ilmiah yang tidak teratur dan terkontrol seperti penulisan ilmiah.
Ciri-ciri karya tulis non-ilmiah, yaitu:
- Ditulis berdasarkan fakta pribadi,
- Fakta yang disimpulkan subyektif,
- Gaya bahasa konotatif dan populer,
- Tidak memuat hipotesis,
- Penyajian dibarengi dengan sejarah,
- Bersifat imajinatif,
- Situasi didramatisir,
- Bersifat persuasif.
- Tanpa dukungan bukti.
D A F T A R P U S T A K A:
[1.] Dr. Dendy Sugono, Mahir Berbahasa Indonesia Dengan Benar, PT Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.
[2.] Rika Putriana dkk, Ragam Bahasa Indonesia, Makalah. http://www.slideshare.net/tyyadelatorres/bi-makalah-ragam-bahasa-indonesia. Diakses: Sabtu, 4 Oktober 2014.
[3.] Wahyu Diyono, Contoh Makalah Bahasa Indonesia Ragam Bahasa, http://wede56.blogspot.com/2014/03/contoh-makalah-bahasa-indonesia-ragam.html. Diakses: Sabtu, 4 Oktober 2014.
[4.] Yogi Pragoya, Artikel Dengan Ragam Bahasa Ilmiah, Semi Ilmiah & Non Ilmiah, http://akunyogi.wordpress.com/2013/10/22/artikel-dengan-ragam-bahasa-ilmiah-semi-ilmiah-non-ilmiah/. Diakses: Sabtu, 4 Oktober 2014.
[5.] Siti Amalia, Perbedaan Penulisan Ilmiah, Semi Ilmiah, Non Ilmiah, http://stamalia.wordpress.com/2013/12/01/perbedaan-penulisan-ilmiah-semia-ilmiah-non-ilmiah/. Diakses : Sabtu, 4 Oktober 2014.
[6.] Haryanto A.G, dkk. Metode Penulisan dan Penyajian Karya Ilmiah: Buku ajar untuk Mahasiswa. Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta
0 komentar:
Posting Komentar