, Etika dan Profesionalisme - Suara Hati Rakyat Kecil | DHANDY YUSUF SAHYADI | BLOG
Floating Right

Etika dan Profesionalisme - Suara Hati Rakyat Kecil

  S U A R A     H A T I     R A K Y A T     K E C I L  

Assalamualaikum Wr. Wb.

Selamat siang. 

Yang saya hormati (...), yang telah meluangkan waktunya untuk berada ke kelas ini bersama kita semua dalam rangka (...) . Dan yang saya hormati teman-teman dari (...) sekalian yang telah berkenan memberi saya kesempatan untuk berdiri disini dan berbicara mengenai topik sederhana yang akan saya bawakan.

Sebelum saya mengawali pembicaraan ini, marilah kita panjatkan puji dan syukur kita kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan karunia dan rahmat-Nya kita dapat berkumpul pada siang yang berbahagia ini dalam keadaan sehat wal’afiat.

Korupsi memang salah satu tindak kejahatan yang sangat bejat. Dimana banyak orang yang seenaknya mengambil yang bukan haknya. Uang rakyat dihabiskan untuk kepentingan pribadi, lobi sana lobi sini, pangkas sana pangkas sini itulah perbuatan para koruptor yang bejat dan rakus. 

Indonesia sekarang ini sedang dalam krisis kejujuran, krisis amanah, krisis orang-orang jujur, pemimpin yang adil dan berpihak pada rakyat sulit ditemukan. Orang-orang yang berkuasa lebih mementingkan urusan pribadi dan golongannya dibanding mengurus rakyatnya. Inilah cermin kebejatan para penguasa di negeri kita tercinta Indonesia saat ini. 

Korupsi merupakan virus ganas yang  harus  kita basmi . Korupsi adalah musuh nyata bagi kita semua di negeri ini, bahkan di dunia. Belakangan ini banyak kata-kata slogan atau jargon anti korupsi di gembar-gemborkan baik di media cetak, televisi, radio dan di media online. Kelompok A memiliki jargon tersendiri, kelompok B, C, D dan seterusnya juga membuat jargon anti korupsi yang berbeda sesuai dengan identitas kelompoknya. 

Semua sepakat menolak korupsi. Namun kenyataanya semua itu hanyalah sebatas gembar-gembor belaka, sebuah omong kosong yang hanya akan berlalu ketika tiupan angin berhembus. Kelompok-kelompok saling mengklaim bahwa kelompoknyalah yang paling bersih dan berpihak pada rakyat kecil. Tetapi pada kenyataanya setiap tahunnya penjara dipenuhi oleh orang-orang dari kelompok-kelompok yang getol gembar-gemborkan anti korupsi tersebut. Ini memang sebuah ironi. Bangsa ini harus bangkit

Teman-teman sekalian yang saya hormati,
Bangsa ini kaya, banyak kekayaan melimpah di negeri ini, namun masih banyak pula rakyat yang kelaparan, untuk makan perhari saja susah, banyak gelandangan di pinggir-pinggir jalan. Sudut-sudut kota selalu penuh dengan gelandangan. Masih Banyak orang berpakaian kummel, bawa alat musik entah apa yang seadanya meminta belas kasihan dari para pengendara yang ada. Citra bangsa hancur, wibawa bangsa yang besar dan kaya lenyap begitu saja. Disisi lain para penguasa seolah buta dan tuli, mereka hanya asik berdansa, berjoget, bernyannyi menikmati kemewahan yang didapatinya entah itu darimana sumbernya, hala haram mereka acuhkan, mereka tak perduli yang penting dia happy dan senang. Sungguh biadab. 

Masihkah ada harapan bagi bangsa ini menjadi bangsa yang kuat, bangsa yang jujur, bangsa yang disegani, bangsa yang bijak, bangsa yang makmur. 

 Harapan selalu ada . Ayo, KPK bukan hanya Abraham Samad dan Johan Budi. Semua pribadi, rakyat negeri harus menjadi pemberantas korupsi. Singsingkan lengan baju, rekatkan tangan, satukan tekad dan berantas korupsi. Bangsa ini bukan bangsanya mereka yang hobi korupsi. Bangsa Ini milik kita, semua rakyat Indonesia. Keluh kesah ini tertuang juga dalam syair saya berikut ini: 

Kita ini Negara merdeka, tetapi sengsara, 
Kita ini Negara makmur, tapi hancur, 
Kita ini Negara kaya, tapi rakyat tidak bahagia, 
Kita ini Negara santun, tapi masih banyak para penyamun, 
Kita ini Negara besar, tapi tak kunjung menggelegar, 
Kita ini Negara kuat, tapi seolah lemah syahwat, 
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang jaya, tetapi rakyat masih sengsara, 
Kita ini Negara beradab, tapi para pemimpinnya biadab, 
Berkedok berjiwa penolong, namun sejatinya adalah penodong, 
Ingat, 
Murka rakyat murka Tuhan, STOP,. 
Dan bertaubatlah.!Dalam keluh dan harap, kita harus tetap tegap, 
Harapan masih ada, kita harus tetap berusaha, 
Komitmenkan diri, untuk terus mengabdi, 
Kejujuran, keadilan dan kebenaran harus tetap di tegakkan, 
Mari berdo’a kepada Tuhan, semoga keajaiban segera datang.

Teman-teman sekalian yang saya hormati. 
Uraian dan syair diatas merupakan sebuah ungkapan hati rakyat kecil yang paling dalam, yang sudah jenu, sudah muak, sudah bosan dengan tingkah laku edan para atasan negeri ini. saya rakyat kecil yang tak berdaya, yang merasa menjadi bagian dari pemilik negeri ini, hanya bisa berharap dan berdo’a semoga kelak  Negara Indonesia  ini menjadi jaya, adil makmur sentosa. Amiin! 

Wassalamualaikum wr. Wb.

Penulis : Unknown ~ Sebuah blog yang menyediakan berbagai macam informasi

Artikel Etika dan Profesionalisme - Suara Hati Rakyat Kecil ini dipublish oleh Unknown pada hari Jumat, 01 Juli 2016. Semoga artikel ini dapat bermanfaat.Terimakasih atas kunjungan Anda silahkan tinggalkan komentar.sudah ada 0 komentar: di postingan Etika dan Profesionalisme - Suara Hati Rakyat Kecil
 

0 komentar:

Posting Komentar